|
STRATEGIC MANAGEMENT
“STRATEGIC CONTROL PT UNILEVER INDONESIA”
NAMA : LESTARY PERMATA SARI
NIM : 55117010016
DOSEN : Prof. Dr. Ir. HAPZI ALI, MM, CMA
|
Daftar
Isi
Pengertian Evaluasi dan Strategi,
Hakekat Evaluasi Strategi, Kriteria Evaluasi, Sejarah PT Unilever Indonesia,
Tujuan Visi dan Misi PT Unilever Indonesia, Sasaran Rencana dan Strategi
Pemasaran PT Unilever Indonesia
A. PENGERTIAN EVALUASI DAN STRATEGI
Evaluasi
strategi adalah tahap proses manajemen dimana manajer puncak berusaha memastikan
bahwa strategi yang mereka pilih terlaksana dengan tepat dan mencapai tujuan
perusahaan. Para manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak
berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh
informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena
faktor-faktor eksternal dan internal selalu berubah.
Tiga macam
aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah
1. Meninjau
faktor-faktor eksternal dan internal (dasar strategi sekarang).
2. Mengukur
prestasi.
3. Mengambil
tindakan korektif.
Aktivitas
perumusan strategi, implementasi dan evaluasi terjadi di tiga tingkat hierarki
dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit bisnis strategis, dan
fungsional. Perusahaan bisnis multidivisional yang biasanya besar, memiliki
tiga level strategi: korporasi, bisnis dan fungsional.
Strategi
adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan,
perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
Merumuskan strategi bisnis melibatkan pengambilan keputusan pada tingkat unit
bisnis. Di dalam strategi tingkat ini yang ditujukan adalah bagaimana cara
bersaingnya.
Pendekatan
yang berguna di dalam merumuskan strategi bisnis sebaiknya didasarkan atas
analisis persaingan yang dicetuskan oleh Michael Porter:
1. Ancaman
Pendatang Baru.
2. Daya
Tawar Menawar Pemasok.
3. Daya
Tawar Menawar Pembeli.
4. Daya
Tawar Produk Pengganti.
5.
Persaingan Antar Pesaing.
B. HAKEKAT EVALUASI STRATEGIS
Proses
manajemen strategis menghasilkan keputusan yang dapat mempunyai konsekuensi
yang signifikan dan jangka panjang. Evaluasi strategi merupakan proses yang
rumit dan sensitif. Terlalu banyak mengevaluasi strategi dapat menghabiskan
biaya yang sangat mahal dan bisa jadi kontra produktif. Evaluasi strategi
penting untuk memastikan tujuan-tujuan strategi yang dapat ditetapkan dapat
tercapai.
1.
Kegiatan
Evaluasi Strategi
Mengkaji
landasan strategi bisnis/perusahaan, membandingkan hasil yang diharapkan dengan
kenyataan, mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa kinerja sesuai
dengan rencana
2.
Kriteria
Evaluasi Strategi
Konsistensi;
sebuah strategi tidak boleh memiliki tujuan dan kebijakan yang tidak konsisten.
Kelayakan; sebuah strategi tidak boleh terlalu banyak membebani sumber daya
yang ada maupun tidak boleh menciptakan sub masalah yang tidak dapat
dipecahkan. Kesesuaian; kesesuaian mengacu pada kebutuhan para perencana
strategi untuk mengkaji serangkaian trend maupun masing-masing tren dalam
mengevaluasi strategi. Keunggulan, mendorong penciptaan dan mempertahankan
keunggulan kompetitif di bidang tertentu.
3.
Alasan
perlunya Evaluasi Strategi
Semakin
kompleknya masalah lingkungan semakin sulitnya memprediksi masa organisasi.
Berkurangnya rentang waktu dimana perencanaan dapat dilakukan dengan tingkat
ketepatan tertentu.
4.
Proses
Evaluasi Strategi
Evaluasi
Strategi harus mempertanyakan harapan dan asumsi manajerial, memicu tinjauan
sasaran dan nilai serta merangsang kreativitas dalam menghasilkan alternatif
dan memformulasikan kriteria evaluasi. Evaluasi strategi harus dilaksanakan
secara berkelanjutan.
5.
Mengkaji
ulang Landasan strategi
Mengembangkan
matrik EFE dan EFI yang telah direvisi Matrik EFI yang sudah direvisi harus
fokus pada perubahan dalam kekuatan dan kelemahan manajemen, pemasaran, keuangan/akunting,
produksi/operasi, litbang dan SIM Matrik EFE yang sudah direvisi harus
menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan dalam merespon peluang dan
ancaman utama.
6.
Mengukur
Kinerja Organisasi
Aktivitas
ini termasuk membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya,
menyelidiki penyimpangan rencana, mengevaluasi prestasi individual dan menyimak
kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan.
Ada Tiga
alasan aktivitas pokok evaluasi strategi :
ü Mengkaji
ulang atas landasan evaluasi strategi.
ü Mengukur
kinerja organisasi dengan membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil yang
sebenarnya.
ü Pengambilan
tindakan korektif untuk memastikan kinerja sesuai dengan rencana.
Beberapa
potensi masalah yang berkaitan dengan penggunaan kriteria kuantitatif untuk
mengevaluasi strategi antara lain :
ü Sebagian
besar kriteria kuantitatif lebih mengacu pada tujuan tahunan daripada tujuan
jangka panjang.
ü Metode
akuntansi yang berbeda bisa menghasilkan hasil yang berbeda dalam berbagai kriteria
kuantitatif.
ü Penilaian
secara intuitif hampir selalu dilakukan dalam penjabaran kriteria kuantitatif.
Dengan
adanya beberapa alasan-alasan tersebut dan alasan lainnya, kriteria kualitatif
dibutuhkan dalam mengevaluasi strategi. Faktor manusia seperti tingkat
ketidakhadiran dan rasio turn over yang tinggi, kualitas dan kuantitas produksi
yang rendah, atau tingkat kepuasan karyawan yang rendah, merupakan penyebab
menurunnya kinerja. Faktor-faktor dalam pemasaran, keuangan/akuntansi, litbang,
atau sistem informasi manajemen juga dapat menimbulkan masalah keuangan (Fred.
R. David, 2006: 446).
C. KRITERIA EVALUASI
Bidang efektivitas organisasi yakni merumuskan dan mengukur faktor-faktor
evaluasi sangat kompleks. Memilih sejumlah faktor sebagai dasar untuk mengevaluasi
bukanlah masalah yang mudah. Berbagai kriteria dapat digunakan dengan tepat,
tergantung pada tujuan evaluasi seperti yang ditunjukkan kelima jenis
pendekatan pengendaliannya. Mengevaluasi isi dan proses strategi serta rencana
harus berperan dalam sistem. Artinya, evaluasi diasumsikan secara khas sebagai
cara atau metode untuk mengetahui apakah isi strategi bekerja atau tidak
bekerja. Berikut adalah kriteria penilaian dalam mengevaluasi suatu strategi:
1. Kriteria Kuantitatif
Dalam mencoba mengevaluasi strategi perusahaan secara kuantitatif, dapat
dilihat dengan bagaimana prestasi perusahaan dibandingkan dengan apa yang
dilakukan di masa lampau, atau membandingkannya dengan para pesaingnya dalam
hal seperti laba bersih, harga saham, tingkat dividen, laba per lembar saham,
hasil pengembalian atas modal, hasil pengembalian atas ekuitas, pangsa pasar,
pertumbuhan penjualan, dan lain sebagainya. Selain faktor tersebut, banyak
faktor-faktor lain yang mungkin terlihat. Tentu saja, faktor dan ukuran
keberhasilan dapat jauh berbeda untuk perusahaan lain tergantung pada tujuan
dan strategi. Contohnya, cara yang biasa digunakan para eksekutif untuk
memantau pabrikasi sering kali mengandalkan ukuran perputaran persediaan. Ini
dapat diterima jika strateginya mengandalkan pengukuran keluaran operasi
produksi jangka panjang.
Sebagian besar, tolak ukur ini bersifat internal. Tetapi penilaian objektif
dapat juga dibuat dengan membandingkan keberhasilan perusahaan dengan
keberhasilan perusahaan lain yang sejenis. Hal ini adalah suatu aspek penting
penilaian tentang kekuatan dan kelemahan, sebagai masukan untuk mengembangkan
keunggulan bersaing.
Pendekatan lainnya adalah menanyakan kepada ahli tentang perusahaan yang
paling berhasil, hal ini adalah pendekatan subjektif. Baik pendekatan objektif
maupun pendekatan subjektif terhadap pengukuran, menjadi semakin sukar bila
kriteria yang digunakan untuk menilai suatu keberhasilan lebih dari satu.
- Kriteria
Kualitatif
Telah dikemukakan bahwa penilaian subjektif dapat dicakupkan dengan
evaluasi pasca-fakta. Beberapa kriteria kualitatif dapat juga digunakan di sini
untuk tujuan tersebut. Bahkan seperti dikemukakan sebelumnya, penilaian
subjektif untuk memastikan bahwa strategi yang dijalankan memang tepat. Tetapi
kriteria disini cenderung lebih tepat untuk mengkaji rencana secara menyeluruh
sebelum perusahaan diminta mengubah arah atau menjalankan strategi. Serangkaian
pertanyaan kualitatif diajukan untuk setiap kriteria ini. Pertanyaan dasarnya
adalah apakah tujuan, strategi, dan rencana terpadu dan komprehensif sudah
konsisten, tepat, dan dapat berjalan (workable).
a.
Konsistensi
Apakah rencana yang terpadu dan komprehensif sudah konsisten dengan tujuan,
asumsi lingkungan, dan kondisi internal?
b.
Ketepatan
Apakah rencana yang terpadu dan komprehensif sudah memperoleh sumber daya
yang diperlukan, preferensi resiko, dan wawasan waktu.
c.
Workable
Apakah rencana yang terpadu dan komprehensif layak dan memberikan simulasi
terhadap perusahaan?
d. SEJARAH PT UNILEVER INDONESIA TBK
PT. UNILEVER
INDONESIA Sejak didirikan pada 5 Desember 1933, Unilever Indonesia telah tumbuh
menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care
serta Foods & Ice Cream di Indonesia.
Rangkaian
Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang disukai di dunia
seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline,
Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.lanjutan
Selama ini,
tujuan perusahaan kami tetap sama, dimana kami bekerja untuk menciptakan masa
depan yang lebih baik setiap hari; membuat pelanggan merasa nyaman,
berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan melalui brand dan jasa yang
memberikan manfaat untuk mereka maupun orang lain; menginspirasi masyarakat
untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang bila digabungkan akan
membuat perubahan besar bagi dunia; dan senantiasa mengembangkan cara baru
dalam berbisnis yang memungkinkan kami untuk tumbuh sekaligus mengurangi dampak
lingkungan.
Saham
perseroan pertamakali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981 dan tercatat
di Bursa Efek Indonesia seja 11 Januari 1982. Pada akhir tahun 2009, saham
perseroan menempati peringkat ketujuh kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek
Indonesia.
Perseroan
memiliki dua anak perusahaan : PT Anugrah Lever (dalam likuidasi), kepemilikan
Perseroan sebesar 100% (sebelumnya adalah perusahaan patungan untuk pemasaran
kecap) yang telah konsolidasi dan PT Technopia Lever, kepemilikan Perseroan
sebesar 51%, bergerak di bidang distribusi ekspor, dan impor produk dengan
merek Domestos Nomos.
e. TUJUAN, VISI DAN MISI PT UNILEVER INDONESIA
TBK
Tujuan PT Unilever Indonesia
Tujuan kami
di Unilever, memenuhi kebutuhan sehari-hari setiap anggota masyarakat di
manapun mereka berada, mengantisipasi aspirasi konsumen dan pelanggan, serta
menanggapi secara kreatif dan kompetitif dengan produk-produk bermerek dan
layanan yang meningkatkan kualitas kehidupan.Akar kami yang kokoh dalam budaya
dan pasar lokal di dunia merupakan warisan yang tak ternilai dan menjadi dasar bagi
pertumbuhan kami di masa yang akan datang. Kami akan menyertakan kekayaan
pengetahuan dan kemahiran internasional kami dalam melayani konsumen lokal,
sehingga menjadikan kami Perseroan multinasional yang benar-benar multi-lokal.
Keberhasilan
jangka panjang kami menuntut komitmen yang menyeluruh terhadap standar kinerja
dan produktivitas yang sangat tinggi, terhadap kerja sama yang efektif, dan
kesediaan untuk menyerap gagasan baru serta keinginan untuk belajar secara
terus-menerus.Kami percaya bahwa keberhasilan memerlukan perilaku korporasi yang berstandar tinggi terhadap
karyawan, konsumen dan masyarakat, serta dunia tempat kita tinggal. Inilah
jalan yang ditempuh Unilever untuk mencapai pertumbuhan yang langgeng dan
menguntungkan bagi usaha serta tercapainya
nilai jangka panjang yang berharga bagi para
pemegang saham serta seluruh karyawan Unilever.
Visi PT Unilever Indonesia
Visi yang
dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di
masa datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan,
mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah, bahkan pesuruh
sekalipun. Misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi
menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh staf perusahaan. Visi Unilever
adalah “To become the first choice of consumer, costumer and community”.
Misi PT Unilever Indonesia
ü Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya
dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen
ü Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen
dan komunitas.
ü Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah
dari segala proses.
ü Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang
dengan kinerja yang tinggi.
ü Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang
menguntungkan dan memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang
saham.
ü Mendapatkan kehormatan karena integritas
tinggi, peduli kepada masyarakat dan lingkungan hidup.
f. SASARAN, RENCANA DAN STRATEGI
PEMASARAN PT UNILEVER INDONESIA
Sasaran Jangka Panjang
Pembuatan sasaran jangka panjang ini mengacu kepada strategi induk yang
telah ditetapkan sebelumnya. Sasaran Jangka Panjang Unilever adalah memiliki
standar perilaku yang tinggi pada perusahaan dalam bekerja sama dengan semua
orang, masyarakat dapat tersentuh dan produk yang diciptakan dapat berdampak di
lingkungan sekitar
Strategi Fungsional
Sasaran jangka pendek mengacu pada strategi fungsional yang sifatnya
operasional. Strategi fungsional yang sifatnya lebih operasional ini mengarah
kepada berbagai bidang fungsional dalam perusahaan untuk memperjelas hubungan
makna strategi utama dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik.
Strategi fungsional ini menjadi penuntun dalam melakukan berbagai aktivitas
agar konsisten bukan hanya dengan strategi utamanya saja, melainkan juga dengan
strategi dibidang fungsional lainnya. Didalam dunia binis, perusahaan harus
mempunyai bidang-bidang fungsional yang utama agar dapat bersaing dengan
pesaing bisnisnya, antara lain :
Strategi Manajemen Keuangan
Strategi ini harus mampu menentukan arah penggunaan dana baik untuk jangka
panjang maupun jangka pendek. Strategi ini umumnya berkisar pada tiga hal,
yaitu bagaimana perusahaan memperoleh modal, alokasi kapital, dan manajemen
modal kerja termasuk dalam hal pembagian keuntungan.
Unilever saat ini memang fokus melakukan pertumbuhan organik seperti
peningkatan omset penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya. Namun
tidak menutup kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik. Sepanjang kiprahnya
di Indonesia, Unilever telah empat kali mengakuisisi merek. Akuisisi teh celup
Sari Wangi dilakukan tahun 1990, Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto,
Trisol, Whipol) tahun 1998, kecap Bango tahun 2000 dan Taro tahun 2003. Dalam
melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuangan internal, tidak perlu
injeksi dana kantor pusat. Ia menekankan, akuisisi hanya akan dilakukan jika
bisa mendukung bisnis utama Unilever yang telah ada. Unilever tidak akan keluar
dari bisnis utamanya, memproduksi dan memasarkan barang-barang konsumer.
Strategi manajemen keuangan Unilever dilakukan melalui pendirian kantor
pemasaran Unilever Indonesia ke berbagai negara seperti Singapura, Jepang dan
Australia. Sabun Lux buatan Rungkut, ice cream Wall’s dan teh Sari Wangi buatan
made in Cikarang bisa ditemukan di ketiga negara ini. Total ekspor produk
Unilever Indonesia mencapai 6% dari omset penjualan.
Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia
Kegiatan manajemen sumber daya manusia berkisar pada pengadaan, penggunaan
dan pemeliharaan sumber daya manusia. Agar ketiga pokok kegiatan tersebut
berjalan lancar perlu disiapkan sistem yang handal. Tahap pengadaan mencakup
perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi dan orientasi. Tahap penggunaan perlu
memperhatikan kesesuaian antara kemampuan SDM dan apa yang menjadi tugas serta
tanggung jawabnya. Juga perlu diperhatikan hal-hal mengenai kesempatan
memperoleh pelatihan dan pendidikan, supervisi, penilaian kinerja, imbalan
serta jaminan perlindungan dan kesehatan kerja. Terakhir, pada tahapan
pemeliharaan sumber daya manusia tujuannya adalah bagaimana agar karyawan
merasa puas bekerja.
Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia.
Unilever secara rutin merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka. Setelah
itu diberikan pelatihan sistem produksi, pemasaran dan keuangan selama tiga
bulan. Mereka tidak langsung kerja tetapi ditraining terlebih dahulu di
berbagai bidang seperti manufaktur, pemasaran, penelitian dan pengembangan.
Saat ini tenaga kerja yang diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah
3.000 orang ini belum termasuk tenaga kerja tidak langsung. Total tenaga kerja
yang terserap berjumlah 25.000 orang. Jika diansumsikan satu orang memiliki
empat anggota keluarga maka perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000 orang.
Mengembangkan SDM untuk Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan topik yang umum dibicarakan dan menjadi perhatian
utama di Unilever Indonesia. Pandangan kami terhadap karyawan terwujud dalam
visi kami: ‘mengembangkan Sumber Daya Manusia untuk pertumbuhan’. Agar
perusahaan dapat terus tumbuh, karyawanpun perlu terus dibina dan dikembangkan
secara berkesinambungan. Harus diupayakan terciptanya sinergi antara strategi
perusahaan dan perkembangan karyawan. Agar dapat mencapai hasil terbaik,
strategi kami harus berdasarkan pada dinamika antara organisasi dan manusianya.
Energi inilah yang membangkitkan keunggulan kami dalam menghadapi persaingan.
Bagi kami, mengembangkan karyawan tidak cukup dengan mengasah
intelektualitas dan keahlian, melainkan juga mendekati secara emosional dengan
menyentuh hati mereka. Kami menginginkan tim yang beranggotakan orang-orang
penuh energi yang berjuang untuk melampaui target bisnis dan melakukannya
semata-mata karena mereka mau sambil sekaligus menikmati proses dalam
mencapainya.
Keragaman
Kami bangga dengan keragaman dalam organisasi kami, bukan saja dari segi
jender, melainkan juga aspek lain seperti suku, latar belakang sosioekonomi,
pendidikan, usia, agama dan jabatan sewaktu bergabung. Kami sadar akan perlunya
keragaman pikiran dan hati yang mandiri dan berbakat untuk membuka potensi
peluang bisnis. Hanya dengan cara inilah kami dapat menciptakan sinergi sejati
dalam perusahaan untuk mencapai titik puncak. Melangkah ke depan, kami akan
terus merekrut, mempekerjakan, mengembangkan dan mempromosikan karyawan
berdasarkan kemampuan, kualifi kasi, hasil kerja dan potensi mereka.
Memupuk Kepemimpinan
Kami sadar, bahwa aset kami yang paling penting adalah sumber daya manusia
yang tepat. Itulah sebabnya kami menginvestasikan banyak waktu dan tenaga untuk
pengembangan karyawan. Pendekatan ini secara penuh mencakup kebutuhan individu,
tanggung jawab dan kinerja. Kami mengidentifi kasi individu-individu dengan
potensi dan hasil kerja terbaik, kemudian mengembangkan mereka melalui
penempatan di berbagai bidang kerja serta pelatihan. Ada penekanan khusus bagi
para manajer muda yang membutuhkan program pembinaan yang sesuai. Melalui
Leadership Growth Profi le kami menyusun rencana bagi program pengembangan
mereka masing-masing.Untuk mencapai tujuan, perusahaan terus meningkatkan
standar untuk menghapus kinerja yang buruk dan mendorong orang keluar dari
“zona kemapanan”, agar mereka tertantang dan berjuang untuk mencapai yang
terbaik.
Melalui Senior Executive Development Programme, para manajer mendapat
pelatihan tentang cara-cara mengenali diri sendiri, motivasi, kepribadian,
minat kerja, serta cara belajar dan pembinaan yang sesuai untuk mereka. Melalui
masukan-masukan dari rekan lain, mereka juga belajar tentang kekuatan mereka
serta segi apa yang harus dikembangkan. Dengan mengenali diri secara lebih
baik, mereka akan terbantu dalam meraih sukses baik dari segi profesi maupun
pribadi.Kami yakin bahwa investasi yang kami tanamkan untuk mengembangkan
pemimpin masa depan telah membuahkan hasil, sebagaimana tercermin dari proses
suksesi yang mulus pada beberapa anggota direksi. Adanya persamaan keyakinan
yang diwariskan dari satu anggota direksi ke anggota lain telah memastikan
bahwa aspirasi perusahaan akan senantiasa diteruskan oleh generasi yang lebih
muda.
Membangun Budaya Wirausaha
Untuk meraih sukses, semua karyawan kami harus berpikir dan bertindak
seperti wiraswastawan, yakni terfokus, kreatif dan bermotivasi melakukan
tindakan. Kami ingin mereka mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap
perusahaan ini dan selalu bergairah untuk mewujudkan pikiran serta ide-ide unik
ke dalam tindakan nyata. Dengan menyelenggarakan program seperti Enterprise
Award yang memberi kebebasan pada tiap karyawan untuk melahirkan ide kreatif
dan cara kerja baru, karyawan didorong untuk mengasah dan mewujudkan kreativitasnya.
“Semangat Wirausaha” ini terbukti menjadi motor penggerak yang kuat bagi tekad perusahaan untuk berkembang.
Blue Umbrella – Prinsip Bisnis Unilever
Walaupun kami telah memiliki Prinsip Bisnis Unilever yang merupakan pedoman
etika bisnis, kami sepenuhnya sadar bahwa harus ada keseragaman pemahaman agar
prinsip ini dapat dijalankan dengan benar. Kami terus mencari cara yang kreatif
dan mengena untuk mengkomunikasikan serta berbagi dalam memecahkan kasus-kasus
dimana intepretasi terhadap Prinsip itu mungkin berlainan. Termasuk juga
penggunaan teater dimana karyawan dapat memerankan beberapa segmen dengan
harapan mereka dapat memahami Prinsip dengan lebih nyata. Dengan demikian,
mereka terdorong untuk mempelajari dan mengembangkan pemahaman tentang
pentingnya Prinsip itu.
Kepemimpinan – Menjalankan Nilai-nilai
Selama ini, Unilever Indonesia telah sukses dalam menjalani berbagai
perubahan. Hal ini dimungkinkan oleh proses transformasi pribadi yang juga
dialami oleh karyawan kami. Perubahan hanya mungkin dilakukan karena pihak
manajemen pun bersedia bekerja berlandaskan nilai-nilai yang disepakati
bersama. Langkah ini berbuah sukses karena nilai dan perilaku tersebut juga
ditularkan ke seluruh perusahaan. Setiap orang harus mengenal dan bangga terhadap
nilai-nilai tersebut, dan yang terpenting, menjalankannya. Untuk itu,
nilainilai tersebut secara terus menerus dikomunikasikan melalui poster, kartu
dan artikel-artikel, dan didukung dengan serangkaian pemberian penghargaan bagi
mereka yang dipandang pantas menjadi teladan. Di dalam acara-acara besar yang
diadakan perusahaan, kami selalu mengambil kesempatan untuk mengetengahkan
salah satu nilai dan mengkomunikasikannya secara kreatif kepada karyawan.
Kami mendorong semua manajer untuk membangun rasa memiliki terhadap rencana
pertumbuhan perusahaan, menjadikannya agenda pribadi dan terus menjalankan
nilai-nilai dengan menjadi teladan bagi orang lain. Dengan cara ini, mereka
berkembang sebagai individu, dan selanjutnya sebagai bagian dari keluarga yang
lebih besar, mereka akan mengembangkan perusahaan kami.
Strategi Manajemen Operasional
Merumuskan strategi manajemen operasional paling tidak membutuhkan dua
komponen, yaitu adanya sarana dan prasarana yang memadai dan cara menyediakan
sarana dan prasarana tersebut. Dari dua komponen diatas, hal-hal pokok dalam
manajemen operasional dapat dijabarkan menjadi beberapa bidang, yaitu
inventarisasi, prosedur, pembelian barang, pengendalian mutu, biaya produksi,
produktivitas kerja, jadwal produksi, tenaga kerja, penggunaan fasilitas, dan
pemeliharaan peralatan.
Strategi Manajemen Operasional Unilever adalah penyertaan, merangkul
perbedaan, menciptakan kemungkinan dan berkembang bersama-sama untuk bisnis
yang lebih baik kinerjanya. Perusahaan merangkul keragaman dalam tenaga kerja.
Ini berarti memberikan perhatian penuh dan adil kepada semua pemohon dan
pembangunan berkelanjutan semua karyawan tanpa memandang jenis kelamin,
kebangsaan, ras, kepercayaan, cacat, atau status sosial. Keanekaragaman
memainkan peranan penting dalam memastikan perusahaan memahami kebutuhan
konsumen. Produktivitas kerja yang berusaha ditingkatkan dari tahun per tahun
dengan melatih SDM dalam bidang produksi dan keuangan.
Strategi Manajemen Pemasaran
Ada empat komponen pokok bidang pemasaran yang dapat dikendalikan
perusahaan yang kita kenal dengan sebutan 4P(Product, Price, Place, dan
Promotion), termasuk pula kondisi persaingan
1.
PRODUCT
Dalam strategi pemasaran, Unilever menciptakan brand masing-masing pada
setiap produk, sehingga membagi pasar produk sabunnya dalam 3 merek, yaitu Lux
(untuk kecantikan wanita dengan segala manfaat dari sabun Lux), Lifebuoy
(Kesehatan-keluarga) dan Dove (kecantikan sejati karena cantik itu tidak
mengenal usia, ras dan batasan yang lain sera menonjolkan keistimewaan
formulanya yang hingga kini belum bisa dicontoh oleh produsen sabun dimanapun),
atau bagaimana Sosro membagi konsumennya berdasarkan jenis produk teh botol
Sosro (umum), Estee (menyukai volume/isi lebih banyak) dan Fruit tee (anak
muda/khususnya anak sekolah yang menyukai teh rasa buah & cenderung suka
rasa manis).Unilever tidak saja menjawab kebutuhan pasarnya tetapi juga
memastikan kempetitornya untuk berfikir beberapa kali sebelum menyemplungkan
diri kekancah persaingan tersebut.
- PRICE
Memberikan
potongan harga langsung ditempat pembelian.
- PLACE
Dalam PT Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui
media elektronik. Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT.
Unilever Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi banyak juga
melalui media cetak, sponsorship, mengadakan event-event yang memasukkan
produk-produk dari PT. Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent, Shampo Pantene,
dan lain-lain. Karena jika promosi yang dilakukan hanya melalui media elektronik
maka PT. Unilever Indonesia tidak mendapatkan keuntungan yang optimal.
Masyarakat di Indonesia terdiri dari berbagai kalangan dan tingkatan sosial
yang beragam. Jika perusahaan tidak bisa menyentuh hati masyarakat semua
kalangan maka perusahaan tidak dapat berkembang pesat. Makna dari iklan yang
ditawarkan oleh perusahaan juga harus bisa dipahami oleh berbagai kalangan,
karena iklan adalah salah satu cara promosi yang bisa dilakukan oleh perusahaan
agar dapat memperoleh keuntungan yang optimal.
Selain melalui iklan elektronik proses pemasaran yang dilakukan Unilever
juga menggunakan berbagai cara, diantaranya dengan berbagai program pemasaran
yang dapat menarik perhatian pelanggan. Kupon belanja gratis produk unilever
adalah salah satu cara promosi yang dilakukan oleh Unilever, selain itu
diskon-diskon yang diberikan juga banyak menarik perhatian pelanggan yang
berasal dari kalangan masyarakat menengah kebawah.
Iklan itu sendiri adalah kandungan utama dari manajemen promosi yang
menggunakan ruang media bayaran untuk menyampaikan pesan, sementara para klien
dan praktisi periklanan memandangnya hanya sebagai sarana untuk berkomunikasi
dengan konsumen. Iklan ini merupakan bagian dari bauran promosi, yang terdiri
dari pemasaran langsung, PR (Public Relations), promosi penjualan, dan
penjualan personal. Peranan merek produk juga sangat berperan penting, karena
merek merupakan simbol dari sebuah produk yang dipasarkan. Bahkan dalam satu
perusahaan terdapat berbagai macam merek yang berbeda-beda.
Pemasaran berskala besar seperti ini hanya satu daripada beragam program
promosi yang dilakukan Unilever, promosi inter-personal langsung ke pelanggan
juga dilakukan oleh Unilever dengan memberikan keuntungan khusus yang diberikan
pada pelanggan setia pengguna produk Unilever. Dengan program pemasaran ini
diharapkan Unilever dapat mencakup pangsa pasar yang luas di pasar konsumen
Indonesia.
Dalam pemasaran global, eksistensi perusahaan diperlukan dalam
mengembangkan ide pemikiran, baik dalam cakupan nasional maupun internasional.
Dalam hal ini khususnya perusahaan Unilever harus bisa membuat sebuah grand
design mahakarya khususnya pemasaran global yang menuntut sebuah
keajaiban-keajaiban dalam mengembangkan karir sebuah perusahaan khususnya
unilever selain memantau jalannya proses globalisasi dari para pesaing. Mutlak
adanya selalu diadakan apa yang disebut dengan inovation treatment dalam setiap
sesi langkah-langkah perusahaan.
Oleh karena itu pertanyaan lain dapat muncul seketika mengapa promosi perlu
diadakan, jawabannya tentu saja iya, karena dalam beberapa aspek perusahaan
salah satu tujuan pengembangan mutu perusahaan ialah dapat menyentuh seluruh
lapisan konsumen dalam hal ini adalah sasaran global yang diadakan dan dibuat
dari grand design tersebut, oleh karena itu sebuah perusahaan unilever dapat
fight dengan para pesaingnya baik dari dunia asing maupun pesaing-pesaing
unggulan dalam negeri.
Unilever juga terus mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen, melakukan
inovasi dan aktivasi produk, serta terus membangun citra produk. Hal ini
merupakan sebagian dari strategi perusahaan untuk dapat mempertahankan dan
meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap brand-brand Unilever. Komunikasi
yang disampaikan melalui iklan di berbagai media cetak maupun elektronik sangat
efektif dan langsung mengenai sasaran,untuk evaluasi kedepannya PT. Unilever
Indonesia, Tbk akan melakukan 4 hal demi tetap memiliki citra baik pada
konsumennya, antara lain: branding, design, technical printing, dan
merchandising. Sehingga dengan cepat hal tersebut dapat mempengaruhi konsumen
untuk membeli dan mengkonsumsi produk-produk yang dikeluarkan oleh PT.
Unilever.
- PROMOTION
Promosi
strategi yang dapat dilakukan oleh PT. Unilever yaitu:
ü Periklanan
Semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa yang
dibayar oleh suatu sponsor tertentu.
ü Promosi
Penjualan
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau
membeli suatu produk atau jasa.
ü Hubungan
Masyarakat dan Publisitas
Berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan
atau produk individualnya.
ü Penjualan
Secara Pribadi
Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan
presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan
ü Pemasaran
Langsung
Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubung non
personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan
tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
Akan tetapi dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar semakin ketat,
berkembangnya berbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen maka
Strategi Promosi dirumuskan menjadi:
Advertising
Consumer Sales Promotion
Trade Promotion and Co-Marketing
Packaging. Point Of Purchase
Personal Selling
Public relations
Brand Publicity
Corporate Advertising
The Internet
Direct Marketing
Experiential contact: Event, sponsorship
Customer Service
Word Of Mouth
Program Pelaksanaan, Pengendalian, dan Evaluasi
Agar sasaran yang ingin diraih dapat direalisasikan dengan strategi yang
telah ditetapkan, strategi perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan (action).
Pelaksanaan tidak akan efektif bila tidak didahului dengan perencanaan.
Perencanaan yang baik minimal mengandung asas-asas untuk mencapai tujuan,
realistis dan wajar, efisien serta merupakan cerminan dari strategi dan
kebijakan perusahaan. Perencanaan yang masih dalam bentuk global hendaknya
dibuat dalam bentuk yang lebih detail, misalnya dalam bentuk program-program
kerja. Jika program kerja telah disiapkan berikut sumber daya yang dibutuhkan,
maka pelaksanaan kerja sudah dapat dimulai. Pengendalian atau pengawasan
dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan oleh
perusahaan hendaknya didasarkan pada rencana yang telah disepakati, sehingga
sasaran tidak menyimpang atau keluar dari batas-batas toleransi. Tiga pengujian
dapat digunakan untuk mengevaluasi pilihan strategi terbaik, yakni :
Goodness of Fit Test – Strategi yang baik harus benar-benar cocok terhadap
kondisi industri dan kompetisi, peluang dan ancaman pasar, dan aspek lain dari
lingkungan eksternal perusahaan. Pada
sisi lain, ia juga harus selaras dengan kekuatan dan kelemahan sumber daya,
kompetensi, dan kemampuan kompetitif perusahaan .
Competitive Advantage Test – Strategi yang baik harus mampu menigkatkan
daya saing perusahaan.
Performance Test – Strategi yang baik harus mampu meningkatkan kinerja
perusahaan. Dua jenis peningkatan kinerja yang paling sering dikatakan mengenai
kemampuan strategi adalah : meningkatkan profitabilitas serta meningkatkan
kekuatan kompetitif perusahaan dan posisi pasar dalam jangka panjang.
Daftar
Pustaka
Amir, M. Taufiq. Manajemen Strategik: Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Rajawali Pers. 2012
Pearce, J. A & Robinson, R.B (PR), Strategic Management : Manajemen Strategis,
Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, Irwin Mc Graw-Hill Inc., Jakarta
: Salemba Empat, 2009
Hitt, M.A et, al. (H), Strategic Management;
Competitiveness and Globalization, West Publishing Company, St. Paul, 2009
Wanto,
2017, https://wantosvofckhe.wordpress.com/implementasi-rencana-starategi-pt-unilever-indonesia/
SENIN 9 JULI
2018 JAM 19.15
http://mahfudzirfan.blogspot.com/2015/03/makalah-manajemen-strategik-evaluasi-dan-kontrol.html
SENIN 9 JULI
2018 JAM 18.10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar