|
STRATEGIC MANAGEMENT
“ BUSINESS UNIT LEVEL STRATEGY ”
NAMA : LESTARY PERMATA SARI
NIM : 55117010016
DOSEN : Prof. Dr. Ir. HAPZI ALI, MM, CMA
|
Daftar
Isi
Definisi Strategy, Tingkatan
Strategi, Strategi Korporasi, Strategi Bisnis, Business Level Strategy PT AQUA
A. DEFINISI STRATEGI
Strategi
telah menjadi penelitian banyak orang ahli, para Business Leader, para Business
Theorist. Namun sampai saat ini belum
dapat dipastikan pengertian dan definisi sebenarnya apa itu STRATEGI. Mengapa demikian, karena satu alasan dimana
setiap orang berpikir bahwa strategi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Beberapa
pandangan mengatakan bahwa dalam menyusun strategi Anda perlu melakukan Analisa
kondisi saat ini, mengantisipasi perubahan pasar dan industri, dan menyusun
rencana masa depan agar berhasil dan sukses.
Sementara dilain pihak, ada orang yang menyatakan bahwa masa depan
sangat sulit diprediksi maka strategi sebaiknya berjalan dan tumbuh secara
organik atau natural.
Gerry
Johnson dan Kevan Scholes, penulis “Exploring Corporate Strategy,” mengatakan
bahwa strategi akan menentukan arah dan ruang lingkup sebuah organisasi dalam
jangka panjang, dan mereka mengatakan bahwa itu harus menentukan bagaimana
sumber daya dikonfigurasikan demi memenuhi kebutuhan pasar dan stakeholder.
Michael
Porter, seorang ahli strategi dan profesor di Harvard Business School,
menekankan perlunya strategi untuk mendefinisikan dan mengkomunikasikan posisi
yang unik dari organisasi, dan mengatakan bahwa itu harus menentukan bagaimana
sumber organisasi, keterampilan, dan kompetensi dikombinasikan untuk
menciptakan keunggulan kompetitif.
Strategi
adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi
melalui misi (Mulyadi, 2001:56). Sedangkan menurut Stephanie K. Marrus, seperti
yang dikutip Sukristono (1995:78), strategi didefinisikan sebagai suatu proses
penentuan rencana para pemimpin puncak yang terfokus pada tujuan jangka panjang
perusahaan, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut
dapat tercapai.
Menurut
David (2011), strategi merupakan sarana dengan tujuan jangka panjang yang akan
tercapai. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi,
akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, divestasi, likuiditas dan joint
ventures.
Strategi
bersaing Michael Porter yaitu cost leadership, diferensiasi, dan fokus. cost
leadership yaitu perusahaan yang unggul dalam produksi berbiaya rendah mampu
menggunakan keunggulan biayanya untuk menawarkan harga yang lebih rendah atau
untuk menikmati margin yang lebih tinggi. Diferensiasi yaitu perusahaan mampu
menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya misalnya,
persepsi terhadap keunggulan kinerja produk, inovasi produk, pelayanan yang
lebih baik dan lain sebagainya. Fokus yaitu strategi yang digunakan perusahaan
yang bersedia melayani wilayah-wilayah goegrafis yang terisolasi.
Mintzberg
mengemukakan dua strategi yaitu; strategi bersaing diferensiasi dan strategi
tidak terdiferensiasi. Ada enam strategi bersaing yang dapat mendukung
keunggulan kompetitif diferensiasi yaitu; (harga, citra pasar, desain produk,
kualitas produk, pendukung produk). Strategi tidak diferensiasi yaitu dimana
perusahaan tidak mempuyai dasar untuk diferensiasi atau strategi yang digunakan
hanya meniru strategi perusahaan lain.
Strategi
bersaing dalam Islam, Rasulullah saw. memberikan contoh bagaimana bersaing
dengan baik. Ketika berdagang, Rasul tidak pernah melakukan usaha untuk
menghancurkan pesaing dagangnya. Itu bukan berarti Rasulullah berdagang
seadanya tanpa memperhatikan daya saingnya. Yang beliau lakukan adalah dengan
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan menyebut spesifikasi barang yang
dijual dengan jujur termasuk jika ada cacat pada barang tersebut.
Menurut
Porter ada dua alasan mendasar dalam menentukan strategi bersaing perusahaan.
Pertama, adalah daya tarik industri yang ditunjukan oleh profitabilitas
industri dalam jangka panjang. Kedua, analisis terhadap berbagai faktor yang
akan menentukan posisi persaingan perusahaan di dalam industri.
Porter
menyebutkan adanya lima kekuatan persaingan yang akan berpengaruh terhadap
profitabilitas suatu industri, yaitu: potential entrants, suppliers, industry
competitors, substitutes, buyers.
1. Pesaing potensial (potential
entrants), adalah perusahaan yang saat ini tidak bersaing dalam satu industri
tetapi memiliki kemampuan sumber daya untuk memasuki suatu industri apabila
perusahaan tersebut berkehendak.
2. Pemasok (supplier), merupakan
organisasi yang menyediakan input bagi perusahaan seperti bahan baku, jasa, dan
tenaga kerja. Pemasok yang memiliki posisi tawar yang kuat akan berusaha untuk
memaksimalkan laba bagi dirinya sendiri dan mengakibatkan peningkatan biaya
kepada industri yang bergantung pada pasokan input dari pemasok tersebut.
3. Persaingan antar perusahaan dalam
satu industri (Industry competitors), menunjukkan perjuangan perusahaan dalam
satu industri untuk memperebutkan pangsa pasar (maket share) maupun pangsa
pelanggan (customer share) melalui: penetapan harga produk, pengeluaran iklan
dan promosi, penggunaan tenaga penjualan, penerapan penjualan langsung, maupun
dukungan layanan purnajual.
4. Ancaman dari produk substitusi
(substitute products), persaingan terhadap produk tidak hanya berasal dari
perusahaan yang memproduksi produk yang sama, melainkan juga berasal dari
perusahaan yang memproduksi produk yang memiliki kesamaan fungsi dengan produk
yang dihasilkan perusahaan.
5. Daya tawar pembeli (buyer), pembeli
memiliki posisi penting terhadap kelangsungan hidup perusahaan karena pendapatan
penjualan (sales revenue) yang diperoleh perusahaan berasal dari penjualan
produk perusahaan kepada pembeli. Posisi daya tawar pembeli terhadap perusahaan
yang menjual barang dan jasa ditentukan oleh dua hal utama yaitu bargaining
leverage (pengaruh tawar-menawar) dan price sensitivity harga.
B. TINGKATAN STRATEGI
Menurut Husien Umar yang menyatakan
bahwa : “Strategi sebuah kesatuan atas tingkatan-tingkatan berdasarkan ruang
lingkup strategi itu sendiri. Dalam manajemen Strategik, perusahaan pada umumnya
mempunyai tiga level atau tiga tingkatan strategi, yaitu :
- Strategi
Korporasi
Strategi ini berusaha mengeksploitasi
kompetensi khusus perusahaannya dengan mengadopsi pendekatan portofolio
terhadap manajemen bisnisnya dan mengembangkan rencana jangka panjang, umumnya
untuk periode tiga sampai lima tahun.
- Strategi
Unit Bisnis
Strategi ini bisa dikembangkan pada
level divisi dan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau
jasa dalam industrinya atau segmen pasar yang dilayani oleh divisi tersebut.
Strategi bisnis yang diimplementasikan biasanya merupakan salah satu strategi
overall cost leadership atau diferensiasi.
- Strategi
Fungsional
Strategi ini menekankan terutama pada
pemaksimal sumber daya produktivitas. Dalam batasan oleh perusahaan dan
strategi bisnis yang berada di sekitar mereka, departemen fungsional seperti
fungsi-fungsi pemasaran, SDM, Keuangan, Produk-Operasi mengembangkan strategi
untuk mengumpulkan bersama-sama berbagai aktivitas dan kompetensi mereka guna
meningkatkan kinerja perusahaan.
Menurut David Hunger dan Thomas Wheelen
yang menyatakan bahwa : “Strategi terdidi atas korporasi menggabarkan arah
perusahaan terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan ini
untuk mencapai keseimbangan produk dan jasa, strategi bisnis bersaing
menggambarkan segmen pasar yang dilayani devisi tersebut, dikembangkan pada
level divisi, dan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang
atau jasa perusahaan dalam industry khusus, strategi fungsional menekankan pada
pemaksimalan sumber daya produktivitas perusahaan dan strategi bisnis di
sekitar mereka.
C. STRATEGI KORPORASI
Tiga
aspek penting dalam strategi korporat (Wheelen & Hunger , 2008 )
1. Orientasi
menyeluruh perusahaan . Apakah menuju
pertumbuhan (growth), strabilitas
(stability), atau penciutan / penghematan . Ketiga hal ini disebut Directional
Strategy
2. Industri
atau pasar mana yang sesuai dimasuki perusahaan untuk bersaing melalui produk
dan unit bisnisnya (Portofolio Strategy)
3. Perilaku manajemen perusahaan dalam mengkoordinasi aktivitas, transfer sumber daya, dan
mendayagunakan kemampuan pada lini produk dan unit bisnis (Parenting Strategy)
Strategi
korporasi (corporate strategy) adalah strategi yang berkaitan dengan pilihan
arah perusahaan secara keseluruhan, serta pengelolaan portofolio bisnis dan
produk.
3
masalah utama terkait strategi korporasi:
a) Strategi
direksional
b) Analisis
portofolio
c) Parenting
strategy
a.
Strategi
Direksional
Strategi ini merupakan orientasi
menyeluruh perusahaan terhadap pertumbuhan (growth), stabilitas (stability),
atau pengurangan (rethenchment). Ketiga orientasi tersebut biasanya dikenal
dengan pengertian grand strategy.
b)
Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy)
Perusahaan mulai berpikir untuk melakukan diversifikasi
ketika pertumbuhannya tidak menunjukkan kemajuan dan tidak ada lagi peluang
untuk tumbuh dalam bisnis aslinya. Dua jenis strategi diversifikasi yaitu:
2)
Strategi stabilitas
Strategi
ini dapat dipilih perusahaan dibanding strategi pertumbuhan, apabila perusahaan
tetap melanjutkan aktivitas tanpa adanya perubahan arah yang signifikan.
3)
Strategi Pengurangan
Strategi
ini digunakan perusahaan ketika perusahan memiliki posisi kompetisi yang lemah
pada beberapa atau semua lini produknya,
keadaan yang demikian yang mengakibatkan performa yang rendah, turunnya
penjualan, dan hilangnya laba.
a)
Strategi Putar Haluan (Turnaround Strategy)
Strategi
putar haluan menekankan perbaikan efisiensi operasional dan sangat tepat
digunakan ketika masalah yang dihadapi perusahaan sudah menjalar, tetapi belum
kritis. (contoh: melakukan konsolidasi)
b)
Strategi Perusahaan Tawanan (Captive Company Strategy)
Strategi
perusahaan tawanan, membuat perusahaan dapat mengurangi ruang lingkup aktivitas
fungsionalnya, seperti pemasaran, sehingga dapat mengurangi biaya secara
signifikan. (contoh: Simpson Industries, perusahaan pemasok suku cadang mobil
dari Birmingham-Michigan, mengizinkan sebuah tim khusus dari General Motors
(GM) mengawasi fasilitas produksi dan pembukuan serta mewawancarai karyawannya
demi kontrak jangka panjang )
c)
Strategi Menjual/Divestasi (Sell-Out/Divestment Strategy
Strategi
menjual dapat dipahami jika manajemen masih dapat memperoleh harga yang baik
bagi para pemegang sahamnya dan karyawan dapat bertahan pada pekerjaannya,
dengan cara menjual seluruh perusahaan kepada perusahaan lain. (contoh: Ford
melakukan strategi divestasi dengan menjual unit bisnis Jaguar dan Land Rover
kepada Tata Motors pada tahun 2008 untuk
membantu meningkatkan laba perusahaan pada tahun 2009)
d)
Strategi Kepailitan/Likuidasi (Bankruptcy/Liquidation Strategy)
Strategi
kepailitan meliputi penyerahan manajemen perusahaan kepada pengadilan sebagai
usaha untuk menyelesaikan kewajiban perusahaan. (contoh: Perusahaan Riau
Airlines pada tahun 2008, yang sempat mengalami kesulitan financial yang
menyebabkan terhentinya kegiatan operasional perusahaan untuk sementara)
4)
Strategi kombinasi
Penerapan
strategi kombinasi ini memang tidak mudah tetapi strategi ini sangat tepat bagi
perusahaan yang menghadapi banyak lingkungan dan lingkungan mengalami perubahan
dengan kecepatan yang tidak sama, serta produk perusahaan itu berada dalam
tingkatan daur hidup produk (product life cycle) yang berbeda.
b. Analisis Portofolio
Analisis ini merupakan Salah satu alat
bantu untuk mengembangkan strategi korporasi pada perusahaan dengan multi
bisnis. Dalam analisis ini, manajemen puncak memandang lini produk dan unit
bisnisnya sebagai serangkaian investasi yang diharapkan akan memberikan
keuntungan.
c. Strategi Parenting
Strategi parenting merupakan strategi
yang memandang perusahaan sebagai sumber daya dan kapabilitas yang dapat
digunakan untuk membangun nilai bagi unit bisnis sekaligus menghasilkan sinergi
di antara berbagai unit bisnis tersebut. Strategi ini focus pada kompetensi
inti (core competencies) perusahaan induk (parent corporation) dan pada nilai
yang diciptakan dari hubungan antara induk dan unit-unit bisnisnya.
D. STRATEGI BISNIS
Jika strategi tingkat korporasi
merupakan suatu strategi untuk korporasi yang terdiri dari berbagai bisnis,
atau suatu perusahaan holding company yang membawahi beberapa unit bisnis yang
boleh dikelola secara otonomi. Korporasi (holding) harus berupaya untuk tumbuh
berkembang secara keseluruhan melalui pengalokasian sumber daya yang dimiliki
pada berbagai unit bisnis dan menciptakan sinergi antar bisnis tersebut melalui
resource sharing.
Seringkali unit bisnis yang sudah
ditetapkan untuk dijalankan belum tentu akan memberikan kontribusi bagi
korporasi, bahkan adakalanya unit bisnis tidak mampu untuk hidup dan bersaing
dengan para pesaingnya. Untuk itu diperlukan suatu strategi bagi unit-unit
bisnis agar mampu bertahan dan berkembang sehingga dapat memberikan kontribusi
dalam pertumbuhan korporasi.
Strategi tingkat unit bisnis merupakan
suatu strategi bagaimana suatu/masing-masing unit bisnis yang dimiliki
korporasi tumbuh dan berkembang. Untuk itu ada beberapa pilihan yang dapat
dilakukan manajemen pada tingkat unit bisnis yaitu:
1. Competitive (bersaing)
2. Cooperation (bekerja sama)
3. Coopetition (bersaing dan bekerja sama)
Dari ketiga pilihan tersebut, strategi
yang paling banyak dan popular digunakan adalah strategi bersaing. Salah satu
konsep strategi pesaingan yang sangat popular adalah konsep yang dikemukakan
oleh salah seorang pakar ekonomi mikro persaingan Michael E. Porter adalah
konsep Strategi Generik. Strategi Generik Michael E. Porter meliputi:
1. Cost Leadership Strategies (Strategi
Kepemimpinan Biaya)
2. Differentiation Strategies (Strategi
Diferensiasi)
3. Focus Strategies (Strategi Fokus)
Menurut Porter, strategi yang
memungkinan organisasi memperoleh keunggulan kompetitif ditinjau dari 3
perbedaan dasar, yaitu cost leadership, differentiation, dan focus yang
selanjutnya ketiga strategi ini kemudian popular disebut sebagai strategi
generik. Setiap strategi generik tersebut memiliki potensi yang memungkinkan
perusahaan melebihi pesaingnya dalam satu industri yang sama
STRATEGI KEUNGGULAN
BIAYA
Alasan utama menjalankan strategi
integrasi ke depan, strategi ke belakang, dan strategi horizontal adalah untuk
mendapatkan manfaat kepemimpinan biaya rendah atau nilai terbaik. Tetapi,
kepemimpinan biaya umumnya harus dijalankan dalam hubungannya dengan
diferensiasi.
Keunggulan/kepemimpinan biaya (cost
leadership) menekankan pemroduksian produk-produk yang distandardisasi dengan
biaya per unit yang sangat rendah untuk para konsumen yang peka terhadap harga.
Terdapat dua strategi alternatif kepemimpinan biaya, yaitu:
1. Strategi
biaya rendah (low-cost) yang menawarkan produk atau jasa kepada konsumen pada
harga terendah yang tersedia di pasar.
2. Strategi
nilai terbaik (best-value) yang menawarkan produk atau jasa kepada konsumen
pada nilai harga terbaik yang tersedia di pasar.
Strategi ini bertujuan untuk menawarkan
serangkaian produk atau jasa pada harga yang serendah mungkin dibandingkan
dengan produk pesaing dengan atribut serupa.
Sasaran dari kedua tipe strategi ini adalah pasar yang besar.
Berusaha untuk menjadi produsen berbiaya
rendah dalam industri bisa sangat efektif ketika pasar dibangun dari banyak
pembeli yang peka terhadap harga, ketika ada sejumlah cara untuk mencapai
diferensiasi produk, ketika para pembeli tidak terlalu memusingkan perbedaan
dari merek yang satu ke merek yang lain, atau ketika terdapat sejumlah besar
pembeli dengan daya tawar yang signifikan. Gagasan pokoknya adalah menjual
dengan harga yang lebih rendah dari pesaing dan dengan demikian menguasai
pangsa pasar dan penjualan, yang sepenuhnya mendepak pesaing keluar dari pasar.
Perusahaan yang menggunakan strategi kepemimpinan biaya rendah atau nilai
terbaik harus meraih keunggulan kompetitif dengan cara-cara yang sulit ditiru
atau disamai oleh pesaing. Jika pesaing dapat dengan relatif mudah atau tidak
mahal meniru metode kepemimpinan biaya sang pemimpin, keunggulan pemimpin
tersebut tidak akan bertahan cukup lama untuk memberikan hasil yang besar di
pasar. Untuk menjalankan strategi kepemimpinan biaya secara berhasil, sebuah
perusahaan harus memastikan bahwa total biaya diseluruh rantai nilainya lebih
rendah dari total biaya pesaing. Terdapat dua cara untuk mencapai hal tersebut,
antara lain:
1. Menjalankan
aktivitas-aktivitas rantai nilai secara lebih efektif daripada pesaing dan
mengontrol berbagai faktor yang mungkin mendongkrak biaya aktivitas rantai
nilai.
2. Memperbarui
keseluruhan rantai nilai perusahaan untuk mengeliminasi atau memangkas
aktivitas-aktivitas yang menambah biaya.
Ketika menjalankan strategi kepemimpinan
biaya, sebuah perusahaan harus berhati-hati untuk tidak menggunakan cara-cara
seperti pemotongan harga yang agresif sehingga laba mereka menjadi terlalu
rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Selalu mencari terobosan teknologi
yang mampu menghemat biaya dan berhati-hati pada perkembangan rantai nilai lain
yang dapat menghancurkan keunggulan kompetitif perusahaan. Strategi
kepemimpinan biaya rendah atau nilai terbaik akan sangat efektif dalam
kondisi-kondisi berikut:
1. Ketika
persaingan harga antarpenjual pesaing sangat ketat
2. Ketika
produk penjual pesaing pada pokoknya sama dan pasokan tersedia dari semua
penjual
3. Ketika
ada beberapa cara untuk mencapai diferensiasi produk yang memiliki nilai bagi
pembeli
4. Ketika
sebagian besar pembeli menggunakan produk dengan cara yang sama
5. Ketika
pembeli hanya mengeluarkan sedikit biaya untuk berpindah membeli dari satu
penjual ke penjual yang lain
6. Ketika
pembeli begitu besar dan memiliki daya tawar yang signifikan untuk meminta
penurunan harga
7. Ketika
pendatang industri baru menggunakan harga perkenalan yang rendah untuk menarik
pembeli dan membangun basis konsumen.
Strategi kepemimpinan biaya yang
berhasil biasanya memengaruhi seluruh perusahaan, sebagaimana terlihat dari
efisiensi yang tinggi, overhead yang rendah, hak istimewa yang terbatas,
ketidaktoleransian terhadap limbah, penyaringan yang ketat atas permintaan
anggaran, pengendalian yang luas, pemberian imbalan yang dikaitkan dengan
kemampuan untuk menghemat biaya, dan partisipasi karyawan yang luas dalam upaya
pengendalian biaya. Beberapa risiko yang terkait dengan strategi kepemimpinan biaya
adalah bahwa pesaing mungkin saja "mengimitasi" strategi tersebut
sehingga menyebabkan penurunan laba di industri secara keseluruhan; bahwa
berbagai terobosan dalam industri bisa membuat strategi tersebut tidak efektif;
atau bahwa ketertarikan pembeli beralih ke fitur-fitur lain di luar harga.
STRATEGI DIFERENSIASI
Diferensiasi adalah tindakan merancang
satu set perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari
penawaran pesaing (kotler, 1997). Diferensiasi terutama pada produk sangat penting
karena persaingan yang ketat pada dunia usaha sekarang menuntut untuk melakukan
berbagai strategi guna menciptakan produk yang dapat diterima baik oleh
konsumen dan tidak kalah bersaing dengan produk lainnya. untuk menciptakan diferensiasi produk erat
dengan berapa tambahan yang harus dilakukan agar orang dapat mengetahui bahwa
produk itu berbeda dengan produk lainnya. jadi untuk menciptakan diferensiasi
produk dapat dikatakan perlu biaya yang besar.
Strategi
diferensiasi dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Produk
bundling, suatu cara dimana menggabungkan penjualan menjadi satu paket
penjualan. dalam produk bundling dapat dilakukan dengan pure bundling dan mix
bundling. pure budling yaitu menjual produk yang berkaitan erat satu sama lain.
mix bundling yaitu pembelian produk dapat dibeli secara terpisah. contoh:
penjualan komputer disertai dengan penjualan aplikasi programnya /software
(pure bundling), penjualan Handphone dan aplikasinya, penjualan masakan cepat
saji.
2. Produk
lining, merupakan strategi dimana menjual beberapa jenis produk. product lining
menjual terpisah beberapa produk yang saling berkaitan.produk lining dapat
dilakukan dengan trading up dan trading down. trading up yaitu menambah variasi
produk dengan produk yang memiliki kualitas lebih baik dari produk lain.
trading down yaitu menambah variasi produk dengan produk yang lebih murah atau
kualitas rendah. contoh: paket pendidikan yang ditawarkan oleh MB-IPB pada
jenjang S2, S3, dan program pelatihan, toko serba lima ribu.
Strategi diferensiasi, yaitu strategi
dimana produk kita memiliki perbedaan maupun keunikan dibandingkan dengan
produk yang lain. Mungkin banyak orang tidak memanfaatkan cara ini karena
terkadang orang merasa ragu jika produknya berbeda dengan produk lain yang ada
di pasaran. Tetapi, ada juga yang merasa bahwa dengan adanya diferensiasi, maka
produk atau jasanya akan lebih laku bila dijual di pasaran.
STRATEGI FOKUS
Strategi fokus digunakan untuk membangun
keunggulan bersaing dalam suatu segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis
ini ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif kecil
dan dalam pengambilan keputusannya untuk membeli relatif tidak dipengaruhi oleh
harga. Dalam pelaksanaannya – terutama pada perusahaan skala menengah dan besar
–, strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi generik
lainnya: strategi biaya rendah atau strategi pembedaan karakteristik produk.
Strategi ini biasa digunakan oleh pemasok “niche market” (segmen khusus/khas
dalam suatu pasar tertentu; disebut pula sebagai ceruk pasar) untuk memenuhi
kebutuhan suatu produk — barang dan jasa — khusus.
Syarat bagi penerapan strategi ini
adalah adanya besaran pasar yang cukup (market size), terdapat potensi
pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam rangka
mencapai keberhasilannya (pesaing tidak tertarik untuk bergerak pada ceruk
tersebut). Strategi ini akan menjadi lebih efektif jika konsumen membutuhkan
suatu kekhasan tertentu yang tidak diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya
perusahaan yang bergerak dengan strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu
kelompok pasar tertentu (niche market), wilayah geografis tertentu, atau produk
— barang atau jasa — tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen
secara baik, excellent delivery. (Lihat David, 1998; Fournier dan Deighton,
1997; Pass dan Lowes, 1997; Porter, 1980 dan 1985).
Strategi ini, perusahaan memusatkan
usahanya untuk melayani sebagian kecil segmen pasar dan tidak melayani pasar
secara luas. Usaha ini dilakukan dengan mengenali secara detail pasar yang
dituju dan menerapkan keunggulan biaya menyeluruh atau diferensiasi pada segmen
kecil tersebut. Sesuai dengan namanya, focus berarti menyasar kelompok konsumen
yang lebih sempit atau dalam pemasaran lazim dikenal dengan istilah ceruk
pasar. Ceruk pasar adalah kelompok konsumen yang memiliki kombinasi kebutuhan
atau sumber daya yang lebih spesifik. Misalnya, konsumen yang suka manis tetapi
menderita diabetes.
Strategi
ini cocok diterapkan jika :
1. Kebutuhan
pembeli terhadap suatu barang bermacam-macam
2. Tidak
ada saingan khusus dalam target/segmen yang sama
3. Segmen
pembeli sangat berbeda dalam ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, yang membuat
banyak segmen lebih menarik daripada yang lain
4. Perusahaan
kurang memiliki kapabilitas untuk memenuhi kebutuhan keseluruhan pasar
STRATEGI FOKUS BIAYA
Focus biaya adalah strategi bersaing
yang focus pada kelompok pembeli atau geografis tertentu dan mencoba melayani
ceruk-ceruk ini, dan mengabaikan yang lain. Dalam menggunaka focus biaya, perusahaan
unit bisnis mencari keunggulan biaya pada segmen sasarannya. Starategis
tersebut didasarkanpada keyakinan bahwa perusahaan atau unit bisnis yang
mengkosenstrasikan upaya-upayanya dapat melayani target strategis yang sempit
dengan lebih efisien dibandingkan dengan para pesaingnya. Contoh perusahaan
yang melakukan strategi ini : Fadal Engineerring dan USAA (United Service
Autombile Association)
Resiko
Fokus
1. Strategi focus ditiru
• Segmen sasaran menjadi tidak menerik
secara struktur
• Struktur melapuk /terkisis
• Permintaan hilang
2. Pesaing sasaran menghebohkan segmen :
• Perbedaan segmen dengan segmen lain
terbilang sempit
• Keunggulan lini yang luas meningkat
3. Para pem-“focus” baru memecah segmen
industry
Daftar
Pustaka
David, F. (2008). Strategic management (12th ed.).
Prentice Hall.
Pearce, J. A & Robinson, R.B (PR), Strategic Management : Manajemen Strategis,
Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, Irwin Mc Graw-Hill Inc., Jakarta
: Salemba Empat, 2009
Thompson, A. A & Strickland, A.J (TS),
Strategic Management; Concepts and Cases, 11th edition, Irwin Mc Graw-Hill
Inc., Singapore, 2008
Hitt, M.A et, al. (H), Strategic Management;
Competitiveness and Globalization, West Publishing Company, St. Paul, 2009
Anonim, http://ikhtisar.com/apakah-strategi-itu-tiga-level-strategi-sebagai-dasar-definisi-bagi-anda/
MINGGU 27 MEI 2018 ( JAM 12.34 )
Anggun, 2012, http://anggunfreeze.blogspot.co.id/2012/12/berbagai-jenis-strategi-di-tingkat-unit.html
MINGGU 27 MEI 2018 ( JAM 12.40 )
Lenny Hendryeni, 2011, https://lennyhhendriyeni.wordpress.com/2011/08/11/strategi-unit-bisnis/
MINGGU 27 MEI 2018 ( JAM 12.45 )
Anonim, 2013, https://dedecisionmaker.blogspot.co.id/2013/04/manajemen-pt-danone-aqua.html MINGGU 27 MEI 2018 ( JAM 12.48 )
Anonim, https://www.kompasiana.com/ch1k4fusa/manajemen-strategi-pemasaran-pt-danone-aqua_57030a502e9773ff04d6b940
MINGGU 27 MEI 2018 ( JAM 12.50 )
Firstya, 2017, https://dfirstyagmail.wordpress.com/2017/05/07/manajemen-strategik-pt-aqua/
JUMAT 18 MEI 2018 ( JAM 08.00 )
Farah Damayanti, 2011, http://farahdamayanti.wordpress.com/2011/07/12/manajemen-stratejik-analisis-swot-pada-pt-aqua-danone/
JUMAT 11 MEI 2018 ( JAM 11.50 )
Andy Septian, 2013, https://andyseptianwibisono.wordpress.com/2013/06/25/tugas-manajemen-strategik-pt-aqua-golden-mississippi-tbk/
JUMAT 11 MEI 2018 ( JAM 11.55 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar