|
STRATEGIC MANAGEMENT
“LONGTERM OBJECTIVE
DAN GRAND STRATEGIC”
NAMA : LESTARY PERMATA SARI
NIM : 55117010016
DOSEN : Prof. Dr. Ir. HAPZI ALI, MM, CMA
|
Daftar
Isi
Definisi Longterm Objective, Dasar
Longterm Objective, Manfaat Longterm Objective, Tips untuk Menetapkan Longterm
Objective, Longterm Objective PT AQUA, Definisi Grand Strategic, Lima Belas
Grand Strategic, Grand Strategy PT AQUA
A. DEFINISI LONGTERM OBJECTIVE
Tujuan jangka panjang didefinisikan
sebagai hasil yang dicoba untuk dicapai oleh perusahaan selama periode waktu
tertentu, biasanya lima tahun. tujuan jangka panjang lainnya, seharusnya dapat
diterima, fleksibel, terukur seiring berjalannya waktu , memotivasi, sesuai,
dapat dipahami, dan dapat dicapai. Tujuan jangka panjang merupakan pernyataan
dari hasil yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu yang
umumnya tiga sampai lima tahun. Untuk mencapai kemakmuran jangka panjang,para
perencana strategis umumnya menetapkan tujuan jangka panjang dalam 7 bidang
yaitu :
1.
Probabilitas
Kemampuan
dari suatu perusahaan untuk beroprasi dalam jangka panjang bergantung pada
perolehan tingkat laba yang memadai yang dimana umumnya memiliki tujuan laba
dinyatakan dalam bentuk laba perusahaan atau tingkat pengembalian atas ekuitas.
2.
Produktivitas
Perusahaan
yang dapat memperbaiki hubungan input-output pada umunya dapat meningkatkan
produktivitas. Oleh karenanya perusahaan menyatakan suatu tujuan produktivitas.
Tujuan produktivitas yang umum digunakan adalah jumlah barang yang diproduksi
atau jumlah jasa yang diberikan per unit input. Namun tujuan produktivitas
kadang kala dinyatakan dalam bentuk penurunan biaya yang diinginkan.
3.
Posisi Kompetitif
Salah
satu ukuran keberhasilan perusahaan adalah dominasi relatifnya di pasar.Sering
kali penjualan total atau pangsa pasar dijadikan sebagai ukuran posisi
kompetitif perusahaan. Tujuan yang berkaitan dengan posisi kompetitif dapat
mengindikasikan prioritas jangka panjang perusahaan.
4.
Pengembangan Karyawan
Karyawan
menghargai pendidikan dan pelatihan sebagian karena hal tersebut mengarah pada
kompensasi dan jaminan kerja yang lebih tinggi. Hal ini sering kali
meningkatkan produktivitas dan mengurangi perputaran karyawan. Oleh karena itu
para pembuat keputusan strategis sering kali memasukkan tujuan pengembangan
karyawan dalam rencana jangka panjangnya.
5.
Hubungan dengan Karyawan
Para
manajer strategis yakin produktivitas berhubungan dengan loyalitas karyawan dan
apresiasi atas perhatian manajer terhadap kesejahteraan karyawan. Oleh karena
itu mereka menetapkan tujuan untuk memperbaiki hubungan dengan karyawan.
Beberapa tujuan mencakup program keselamatan kerja, perwakilan pekerja dalam
komitmen dan rencana kompensasi berbasis saham.
6.
Kepemimpinan Teknologi
Perusahaan
harus memutuskan apakah akan menjadi pemimpin atau hanya pengikut di pasar.
Setiap pendekatan dapat berhasil, tetapi masing-masing membutuhkan postur
strategi yang berbeda. Oleh karena itu banyak perusahaan menyatakan suatu
tujuan berkaitan dengan kepemimpinan teknologi
7.
Tanggung Jawab kepada Masyarakat
Banyak
perusahaan mencoba untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya melampaui
persyaratan pemerintah.Perusahaan itu bukan hanya bekerja untuk mengembangkan
reputasi sebagai produsen dari produk dan jasa dengan harga yang layak
melainkan juga menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Hakikat
Tujuan Jangka Panjang haruslah bersifat kuantitatif, terukur, realistis, dapat
dipahami, menantang, bertahap, dapat diperoleh, dan sejalan dengan unit-unit
organisasi. Setiap tujuan harus dikaitkan dengan kerangka waktu. Tujuan umumnya
dinyatakan dalam istilah-istilah serti pertumbuhan aktiva, pertumbuhan
penjualan, keuntungan, pangsa pasar, seberapa besar dan sifat diversifikasi,
seberapa besar dan sifat integrasi verikal, penghasilan per saham, dan tanggung
jawab sosial. Tujuan yang dinyatakan dengan jelas memberikan banyak keuntungan.
Tujuan tersebut memberikan arah, memberikan sinergi, membantu dalam evaluasi,
menentukan prioritas, mengurangi ketidak pastian, meminimalkan konflik,
merangsang pengerahan tenaga, dan membantu dalam mengalokasikan sumber daya dan
merancang pekerjaan.
B. DASAR LONGTERM OBJECTIVE
- Designing jobs (Mendesain Pekerjaan)
Dengan
adanya tujuan, memudahkan kita untuk mengatur dan mendesain bagian pekerjaan
yang di butuhkan
- Organizing activities (Pengorganisasian Kegiatan)
Tujuan
dapat membentuk kegiatan apa saja yang akan diorganisasikan
- Providing direction (Memberikan Arahan)
Arah
pekerjaan yang di lakukan akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan (pekerjaan
tidak melencenng dari jalur)
- Organizational
synergy (Sinergi Organisasi)
Sinergi
organisai akan terbetuk dengan sangat kuat. Dalam hal ini tujuan berperan
sebagai working supporter
- Standards for evaluation (Standar untuk evaluasi)
Evaluasi
kerja dilaksanakan untuk menentukan kesesuaian kinerja dengan tujuan.
C. MANFAAT LONGTERM OBJECTIVE
Memberi
pemahaman terhadap stakeholder tentang masa depan organisasi.
ü Dasar
pengambilan keputusan yang konsisten kepada manajer
ü Minimalisir potensi konflik.
ü Mendorong
usaha dan pencapaian
ü Desain dan organisasi pekerjaan.
ü Tanpa tujuan jangka panjang, harapan
perusahaan tidak akan tercapai
Beberapa alternative yang harus di hindari
untuk mencapai tujuan jangka panjang :
Para perencana strategis harus
menghindari berbagai alternatif berikut ini untuk mencapai tujuan jangka
panjang diantaranya sebagai berikut :
1) Mengelola berdasarkan Ekstrapolasi, (Managing
by extrapolation)
yaitu
mengikuti perinsip, “Jika tidak rusak, tidak usah diperbaiki” Intinya adalah
tetap melakukan hal yang sama dengan cara yang sama karena segalanya berjalan
lancar.
2) Mengelola berdasarkan Krisis, (Managing by
Crisis)
yaitu
berdasarkan keyakinan bahwa untuk mengetahui seberapa baik seorang perencana
strategis adalah dengan mengukur kemampuannya dalam menyelesaikan masalah.
Karena ada banyak sekali krisis dan masalah, yang dihadapi oleh setiap orang
dan setiap organisasi, para perencana strategis harus menggunakan waktu dan
energi kreatif mereka untuk menyelesaikan masalah yang paling mendesak.
Menggelola berdasarkan krisis sebenarnya adalah bentuk reaksi dan bukannya aksi
(tindakan) serta membiarkan kejadian yang mendikte apa dan kapan ada keputusan
manajemen.
3) Mengelola secara Subjektif, (Managing in
Subjective)
yaitu
atas dasar pemikiran bahwa tidak ada rencana umum yang menentukan arah mana
yang harus ditempuh dan apa yang harus dikerjakan; kerjakanlah yang terbaik
untuk menyelelesaikan apa yang dianggap harus diselesaikan.
4) Mengelola berdasarkan Harapan, (Managing in
Subjective)
yaitu atas dasar kenyataan bahwa masa
depan penuh dengan ketidak pastian. Jika berupaya dan tidak berhasil, maka kita
berharap pada upaya kedua (atau ketiga), kita akan berhasil. Keputusan dibuat
dengan harapan keputusan tersebut dapat dijalankan dan keberhasilan tinggal
beberapa langkah lagi, terutama jika nasib dan keberuntungan berpihak kepada
kita.
D. TIPS UNTUK MENETAPKAN LONGTERM
OBJECTIVE
ü Mengatasi kendala budaya.
Perlu dipastikan bahwa nilai-nilai
organisasi- termasuk cara memformulasikan dan mengkaji kasus bisnis- selaras
dengan tujuan jangka panjang.
ü Menetapkan kembali visi dan tujuan
jangka panjang.
Pemahaman akan posisi yang diinginkan di
masa depan, berikut cara pandang dari luar-ke dalam mengenai perubahan
industri.
ü Mengidentifikasi kemampuan jangka
panjang yang dibutuhkan.
Sebuah organisasi haruslah baik pada
suatu hal yang dapat membuat jarak dengan pesaingnya. Ini membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk dibangun
ü Mengombinasikan sudut pandang
jangka pendek-jangka panjang.
Pemikiran strategi sebagai suatu
kontinum pemikiran yang memiliki benang merah dari masa depan ke masa kini, dan
sebaliknya.
ü Tetap melihat mega trend.
Pandangan jangka panjang tidaklah
statis, tapi akan terus berevolusi karena dipengaruhi oleh kondisi makro atau
mega trends yang mengubah lingkungan masa datang.
ü Menjadi disiplin dan konsisten
Berpikir ke depan dan mengantisipasi
masa depan membutuhkan ketelatenan dan disiplin ketika terjadi penurunan
kinerja jangka pendek.
Sedangkan Kualitas dari Tujuan Jangka
Panjang diantaranya sebagai berikut :
·
Dapat diterima
·
Flexibel
·
Terukur
·
Memotivasi
·
Sesuai
·
Dapat dipahami
·
Dapat dicapai.
E. LONGTERM OBJECTIVE PT AQUA
Visi
PT AQUA :
AQUA telah menjadi
bagian dari keluarga sehat Indonesia lebih selama lebih dari 30 tahun. Sebagai
pelopor air minum dalam kemasan sejak didirikan tahun 1973, kini AQUA menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari hidup sehat masyarakat Indonesia. Dulu dan
kini, AQUA tetap dan selalu menjadi yang terbesar dan terdepan di Indonesia.
Volume penjualan AQUA merupakan volume penjualan terbesar di dunia untuk
kategori air mineral.
Misi
PT AQUA :
AQUA selalu ingin
melakukan program untuk menyehatkan konsumen Indonesia, diantaranya program
AKSI (AQUA untuk Keluarga Sehat Indonesia) dan AuAI (AQUA untuk Anak Indonesia).
Budaya
PT AQUA :
Perlu diketahui, pada
waktu itu kepercayaan terhadap produk Indonesia amatlah rendah sehingga
diperlukan citra asing bila hendak menjangkau konsumen asing. Mulanya Tirto
Utomo sempat ragu, apakah perusahaan akan diberi nama PT Golden Mississippi
atau PT Golden Colorado. Pilihan akhirnya menggunakan nama PT Golden
Mississippi. Selain lebih mudah diucapkan juga dirasakan lebih keren. Menurut
perhitungan Tirto Utomo, apabila 10 % saja orang asing yang ada minum air
mineral, maka dengan mudah akan mencapai tingkat konsumsi sebesar sekitar 5 juta
liter per tahun.
Tanggapan orang asing
sangat berbeda dengan tanggapan orang Indonesia. Bila datang ke orang asing
mereka umumnya sudah mengetahui mengenai air minum yang dikemas dalam botol
yang di negara mereka dikenal sebagai bottled water atau mineral water.
Sedangkan, di kalangan umum orang Indonesia konsep tersebut belum banyak yang
mengenal. Kalau pun ada mereka berasal dari kelas atas yang sering bepergian
keluar negeri. Kebanyakan konsumen yang dihubungi pada waktu itu terheran-heran
atau bahkan menertawakan gagasan menjual air minum dalam kemasan.
TUJUAN
PT AQUA :
Tujuan merupakan
pernyataan kualitatif mengenai keadaan atau hasil yang ingin dicapai dimasa
yang akan dating. Dalam hal ini kita semua mengetahui bahwa tujuan utama dari
tiap perusahaan yang menjalanakan usahanya adalah profit. Dan demi mencapai
tujuan tersebut, AQUA dari tahun ke tahun melakukan inovasi produk. Yang dapat
dilihat dalam “Sejarah PT. Danone AQUA”.
SASARAN
PT AQUA :
Sasaran dibutuhkan oleh
perusahaan sebagai arah pengembangan organisasi perusahaan, dan satu
perusahaan/organisasi bisa memiliki lebih dari satu sasaran. Dan berdasarkan
lini produknya, AQUA DANONE memiliki sasaran tertentu. Untuk produk aqua
sendiri sasaran yang ditujukan kepada masyarakat Indonesia pada semua kalangan
konsumen. Sedangkan untuk produk aqua reflection, ditujukan pada konsumen
premium konsumen dengan pribadi modern, dinamis, dan selalu ingin maju dalam
hidup serta diimbangi dengan tubuh yang sehat dari dalam. Dan untuk Mizone
sendiri tentunya ditujukan kepada para konsumen minuman isotonic dan konsumen
mineral water berasa dan beraroma buah.
F. DEFINISI GRAND STRATEGY
Strategi utama (grand strategies),
sering kali juga disebut sebagai strategi induk atau strategi bisnis,
menyediakan ararahan dasar bagi tindakan-tindakan strategis. Strategi ini
menjadi landasan untuk usaha yang terkoordinasi dan berkelanjutan yang
diarahkan pada pencapaian tujuan jangka panjang perusahaan.
Strategi utama mengindikasikan periode
waktu dalam mana tujuan jangka panjang akan dicapai. Dengan demikian,
stratategi utama dapat didefinisikan sebagai pendekatan umum yang komprehensif
yang menjadi pedoman bagi tindakan-tindakan utama suatu perusahaan.
Kelima belas strategi utama yang penting
adalah pertumbuhan terkonsentrasi, pengembangan pasar, pengembangan produk,
inovasi, integrasi horizontal, integrasi vartikal, diversifikasi konsentris,
diversifikasi konglomerasi, perubahan haluan, divestasi, likuidasi, kepailitan,
usaha patungan, aliansi strategis, dan konsersium. Salah satu dari
strateg-strategi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mencapai tujuan jangka
panjang utama dari suatu perusahaan. Banyak organisasi menjalankan dua atau
lebih secara bersamaan, namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika
dijalankan terlalu jauh. Tidak ada satu organisasipun yang dapat menjalankan
semua strategi yang dapat menguntungkan perusahaan. Baik anggota atau
organisasi harus memilih diantara sekian banyak strategi utama ini.
G. LIMA BELAS GRAND STRATEGIC
1.
Pertumbuhan
Terkonsentrasi (concentrated growth)
Pertumbuhan terkonsentrasi merupakan
strategi perusahaan yang mengarahkan sumber dayanya pada pertumbuhan yang
menguntungkan dari suatu produk, disuatu pasar, dengan satu teknologi yang
dominan. Alasan utama dari pendekatan ini, yang disebut penetrasi pasar atau
strategi konsentrasi, adalah bahwa perusahaan tersebut secara saksama
mengembangkan dan mengeksploitasi keahliannya dalam arena kompetitif yang
terbatas.
Perusahaan yang memiliki pertumbuhan
terkonsentrasi mengarahkan sumber dayanya pada pertumbuhan yang menguntungkan
dari produk dan pasar yang didefinisikan secara sempit, dengan berfokus pada
suatu teknologi yang dominan. Perusahaan yang bertahan dengan produk pilihannya
mampu memanfaatkan teknologi dan pengetahuan pasarnya secara maksimal, dan
dengan demikian, mampu meminimalkan risiko yang berkaitan dengan diversifikasi
yang tidak berhubungan. Keberhasilan dari suatu strategi terkonsentrasi
didasarkan kepada wawasan perusahaan yang superior mengenai teknologi, produk,
dn konsumennyauntuk memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Kinerja strategi perusahaan yang unggul pada aspek-aspek ini terbukti memiliki
dampak positif yang substansial terhadap keberhasilan pasar.
Strategi bisnis dari pertumbuhan
terkonsentrasi memungkinkan dilakukannya beragam tindakan. Secara umum,
perusahaan dapat mencoba menagkap pangsa pasar yang lebih besar dengan menaikan
tingkat penggunaan dari pelanggan saat ini, menarik pelanggan pesaing, atau
menjual kepada bukan pemakai. Pada akhirnya, setiap pilihan ini mengarah pada
pilihan yang lebih sepesifik.
Ketika manajer strategis mermalkan bahwa
produk dan pasarnya saat ini tidak dapat menyediakan pencapaian bagi misi
perusahaan, maka mereka memiliki dua pilihan yang melibatkan biaya dan resiko
yang moderat : pengembangan pasar dan pembangunan produk.
2.
Pengembangan
Pasar (market development)
Pengembangan pasar (market development)
pada umumnya menempati urutan kedua setelah konsentrasi sebagai strategi yang
paling tidak mahal dan paling tidak beresiko dari 15 strategi umum.
Pengembangan pasar terdiri atas pemasaran produk-produk yang ada saat ini,
sering kali terkait hanya dengan modifikasi yang bersifat komestikuntuk
pelanggan di wilayah-wilayah pasar yang terkait dengan cara menambah saluran
distribusi atau dengan cara merubah konten iklan atau promosi.
Pengembangan pasar memungkinkan
perusahaan untuk memperaktikan bentuk pertumbuhan terkonsentrasi dengan
mengidentifikasikan kegunaan-kegunaan baru dari produk yang ada saat ini serta
pasar baru yang didefinisikan dari segi demografis, pisikografis, atau
geografis. Sering kali, perubahan dalam pilihan media, dayatarik promosi, dan
distibusidigunakan untuk mulai pendekat ini. Du Pont menggunakan pengembangan
pasar ketika perusahaan itu menemukan aplikasi baru dari kevler, materi organik
yang terutama digunakan sebagi bahan antipeluru oleh polisi, tenaga pengaman,
dan militer. Kevlar kini juga digunakan untuk memperbaiki dan memelihara kapal
yang lambungnya terbuat dari kayu, karena lebih ringan dan lebih kuat dibandingkan
dengan serat kacaserta sebelas kali lebih kuat dibandingkan baja.
3.
Pengembangan
Produk (product development)
Pengembangan Produk (product
development) melibatkan modifikasi substansial terhadap produk yang ada saat
ini atau penciptaan produk yang baru namun masih terkait yang dapat dipasarkan
kepada pelanggan saat ini melalui saluran distribusi yang sudah ada. Strategi
pengembangan prodak sering kali digunakan untuk memperpanjang siklus hidup dari
produk yang ada saat ini maupun untuk mempertahankan reputasi atau merek yang
menguntungkan. Idenya adalah membuat para pelanggan puas karena memiliki
pengalaman positif atas tawaran awal perusahaan tetarik dengan prodak baru.
Strategi pengembangan produk didasarkan
kepada penetrasi di pasar yang ada dengan memasukan modifikasi produk ke lini
produk yang sudah ada atau dengan mengembangkan produk baru yang memiliki
hubungan yang jelas dengan produk saat ini. Industri telekomunikasi merupakan
contoh dari peluasan produk yang didasarkan pada modifikasi produk. Untuk
meningkatkan pangsa pasar sekitar 8 sampai 10 persen pasar korporasi, MCI
Communication Corporation memperluas layanan koneksi langsung ke 146 negarayang
sama yang dilayani oleh pesaing (AT&T), dengan tarif rata-rata lebih rendah
dari yang ditawarkan oleh AT&T.
4.
Inovasi
Dibanyak Industri, berhenti melakukan
inovasi menjadi semakin beresiko. Baik pasar konsumen maupun pasar industri
mengharapkan perubahan dan perbaikan berkala atas produk yang ditawarkan.
Akibatnya, beberapa perusahaan menemukan bahwa adalah menguntungkan untuk
menjadikan inovasi (innovation) sebagai strategi utamanya. Perusahan-perusahaan
tersebut mencoba meraih keuntungan awal yang tinggi berkaitan dengan penerimaan
pelanggan atas produk baru atau yang telah disempurnakan, lalu ketika basis
profitabilitas bergeser dari inovasi ke kompetensi produksi atau pemasaran,
perusahaan-perusahaan tersebut memilih untuk mencari gagasan unik lainnya
daripada menghadapi persaingan yang semakin ketat. Alasan utama yang melandasi
strategi utama inovasi ini adalah menciptakan siklus hidup produk yang baru
sehingga membuat produk yang sudah ada usang. Dengan demikian, strategi ini
berbeda dengan strategi pengembangan produk yang memperluas siklus hidup dari
produk yang telah ada.
5.
Integrasi
Horizontal
Ketika strategi jangka panjang suatu
perusahaan didasarkan pada pertumbuhan melalui akuisisi satu atau lebih
perusahaan serupa yang beroperasi pada tahapan yang sama dari rantai produksi
pemasaran, maka strategi umum perusahaan tersebut adalah integrasi horizontal
(horizontal integration). Akuisisi semacam ini mengeliminasi pesaing dan
pembuat perusahaan yang mengakuisisi memiliki akses kepasar-pasar baru.
6.
Integrasi
Vertikal
Ketika strategi utama perusahaan adalah
mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang memasok inputnya (seperti bahan baku)
atau mengakuisisi perusahaan-perusahaan merupakan konsumen dari outputnya
(seperti penyetok dari produk jadi), maka integrasi vertikal (vertical
integration) terlibat dalam hal ini. Sebagai ilustrasi jika produsen kemeja
mengakuisisi produsen tekstil-dengan membeli sahamnya, membeli asetnya, atau
menukar jenis kepemilikannya-strategi ini disebut integrasi vartikal. Dalam
ilustrasi tersebut, yang terjadi adalah integrasi vartikal kehulu, karena
perusahaan yang diakuisisi pada tahapan yang lebih awal dari proses produksi
pemasaran. Jika toko kemeja melakukan merger dengan toko pakaian, maka akan
terjadi integrasi vartikel ke hilir-akuisisi perusahaan yang lebih dekat dengan
pelangan akhir.
Alasan untuk memilih integrasi vertikal
sebagai strategi utama lebih beragam dan kadang kala tidak terlalu jelas.
Alasan utama integrasi ke hulu adalah keinginan untuk meningkatkan keandalan
dari proses atau kualitas bahan baku yang digunakan sebagai input produksi.
Integrasi vartikal biasanya untuk mengatasi jika jumlah pemasok terlalu sedikit
sementara jumlah pesaing banyak, dalam situasi seperti ini, perusahaan yang
melakukan integrasi vartikal dapat mengendalikan biayanya dengan baik, sehingga
memperbaiki dari margin laba dari sistem produksi-pemasaran yang sudah
diperluas tersebut. Integrasi ke hilir merupakan strategi utama yang dipilih
jika strategi tersebut merupakan strategi yang menghasilkan manfaat yang besar
sebagai akibat produksi yang setabil.
7.
Diversifikasi
Konsentris (concentric diversification)
Diversifikasi konsentris (concentric
diversification) melibatkan akuisisi atas bisnis-bisnis yang berkaitan dengan
perusahaan yang mengakuisisi dalam teknologi, pasar, atau produk. Dengan
strategi utama ini bisnis-bisnis dimiliki oleh perusahaan tersebut saat ini
Deversifikasi konsentris yang ideal ketika laba gabungan dari perusahaan
tersebut meningkatkan kekuatan dan peluang serta mengurangi kelemahan dan
paparan terhadap resiko. Dengan demikian, perusahaan yang mengakuisisi mencari bisnis-bisnis
baru dengan produk, pasar, saluran distribusi, teknologi, dan kebutuhan sumber
daya yang serupa tetapi tidak identik dengan milik perusahaan itu sendiri,
sehingga akuisisi ini menghasilkan sinergi tetapi bukan saling ketergantungan
secara penuh.
8.
Diversifikasi
Konglomerasi
Kadang kala suatu perusahaan, terutama
yang sangat besar berencana untuk mengakuisisi suatu bisnis karena bisnis
tersebut merupakan peluang investasi paling menjanjikan yang tersedia. Strategi
utama ini dikenal dengan strategi diversivikasi konglomerasi (conglomerate
diversification) . Alasan utama dari perusahaan yang mengakuisisi adalah pola
laba dari usaha tersebut. Tidak seperti diversifikasi konsentris, diversifikasi
konglomerasi tidak begitu memperhatikan penciptaan sinergi pasar-produk dengan
bisnis-bisnis yang ada saat ini .
Perbedaan utama antara kedua jenis
diversifikasi adalah bahwa diversifikasi konsentris menekankan pada beberapa
kesamaan dalam hal pasar, produk, atau teknologi, sementara diversifikasi
konglomerasi terutama didasarkan pada pertimbangan laba.
9.
Putar
Haluan
Karena satu atau berbagai alasan, suatu
perusahaan dapat mengalami penurunan laba. Di antara alasan-alasan tersebut
adalah resesi ekonomi, inefisiensi produksi, dan trobosan inovatif yang
dilakukan oleh pesaing. Dalam banyak kasus, manajer strategis yakin bahwa
perusahaan seperti ini dapat bertahan dan kemudian pulih jika dilakukan upaya
bersama selama periode beberapa tahun untuk memperkuat kompetensi khususnya.
Strategi utama ini dikenal sebagai putar haluan (turnaround). Upaya ini umumnya
dimulai melalui salah satu dari dua bentuk penghematan, yang dilakukan secara
terpisah atau secara bersamaan.
10. Divestasi
Strategi divestasi (divestiture stratgy)
melibatkan penjualan perusahaan atau suatu komponen utama dalam perusahaan.
Ketika Penghematan gagal mencapai putar haluan yang diinginkan atau suatu
aktivitas bisnis yang tidak terintegrasi mencapai nilai pasar yang luar biasa
tinggi, manajer strategis sering kali memutuskan untuk menjual perusahaan
tersebut. Namun karena niatannya untuk menemukan pembeli membayar dengan harga
yang tinggi melampaui nilai aset tetap berdasarkan perinsip kelangsungan usaha,
istilah “pemasaran untuk penjualan “ sering kali lebih sesuai.
Terdapat beragam alasan mengapa
divestasi dilakukan. Alasan-alasan tersebut sering kali muncul karena terdapat
ketidaksesuaian parsiala antara perusahaan yang diakuisisi dengan perusahaan
induknya. Beberapa bagian yang tidak sesuai tidak dapat diintegrasikan kedalam
aktivitas utama perusahaan, dan dengan demikian, harus dilepas. Alasan kedua
adalah kebutuhan keuangan korporasi. Sering kali arus kas atau keuangan
korporasi secara keseluruhan akan sangat membaik jika bisnis dengan nilai pasar
yang tinggi dapat dikorbankan. Hasilnya dapat berupa keseimbangan antar
kepemilikan saham dengan resiko jangka panjang atau antara pembayaran utang
jangka panjang untuk mengoptimalkan biaya modal. Alasan disvetasi ke tiga,
yanglebih jarang terjadi, adalah antimonopoli pemerintah ketika suatu
perusahaan diyakini telah memonopoli atau mendominasi pasr tertentu secara
tidak adil.
11. Likuidasi
Ketika likuidasi (liquidation) merupakan
strategi utama, perusahaan tesebut biasanya dijual bagian-bagiannya secara
terpisah, kadang kala bisa dijual secara keseluruhan –tetapi hanya nilai aset
berwujudnya dan bukan sebagai perusahaan yang masih memiliki kelangsungan
usaha. Dalam memilih likuidasi, pemilik dan manajer strategis dari suatu
perusahaan mengaki kegagagalan dan menyadari bahwa tindakan ini kemungkinan
besar akan menimbulkan kesulitan bagi mereka sendiri maupun Baagi para
karyawan. Karena alasan-alasan ini, likuidasi biasanya dipandang sebagai
strategi utama yang paling tidak menarik. Namun sebagai strategi jangka
panjang, strategi ini memenimalakan kerugian bagi seluruh pemegang saham
perusahaan. Jika menghadapi kepailitan, perusahaan yang melakukan likuidasi
biasanya mencoba megembangkan sistem yang tidak terencana dan teratur guna
menghasilkan tingkat pengembalian dan konversi kas setinggi mungkin ketika
perusahaan tersebut perlahan-lahan melepaskan pangsa pasarnya.
12. Kepailitan
Kegagalan perusahaan memainkan peranan
yang semakin penting dalam perekonomian. Perusahaan yang mengalami kesulitan
keuangan dapat mengajukan kepailitan atau likuidasi –perusahaan-perusahaan
tersebut setuju untuk mendistribusikan seluruh asetnya kepada kreditor, yang
masing-masing hanya menerima sebagian kecil dari jumlah yang mereka pinjamkan
kepada perusahaan. Likuidasi merupakan apa yang dianggap orang awam sebagai
kepailitan. Perusahaan tidak dapat melunasi utangnya, jadi harus ditutup.
Kepailitan hanyalah langka pertama kearah pemulihan suatu perusahaan. Terdapat
banyak pertanyaan yang harus dijawab : Bagaiman perusahaan bisa sampai pada
titik dimana tindakan ekstrem seperti kepailitan diperlukan? Apakah terdapat
tanda-tanda peringatan yang diabaikan? Apakah lingkungan kompetitif telah
dipahami?. Penilaian atas situasi kepailitan mengharuskan para eksekutif untuk
mempertimbangkan penyebab-penyebabdari penurunan yang dialami Perusahaan dan
peliknya masalah yang sedang dihadapinya. Para investor harus memutuskan apakah
tim manajemen yang memimpin operasi perusahaan selama periode penurunan dapat
mengembalikan posisi perusahaan keposisi keberhasilan.
13. Usaha Patungan
Kadangkala dua atau lebih perusahaan
yang kapabel kurang memiliki komponen yang diperlukan untuk berhasil pada
lingkungan kompetitif tertentu, Misalnya tidak ada suatu perusahaan yang dapat
menangani suatu pekerjaan mengenai pemasangan jaringan pipa minya. Selain itu,
tidak ada suatu perusahaanpun yang mampu memproses dan memasarkan seluruh
minyak yang akan mengalir melalui pipa tersebut. Solusinya adalah usaha
patungan (joint venture), yaitu perusahaan-perusahaan komersial (anak
perusahaan) yang diciptakan dan dioperasikan untuk kepentingan para pemilik
(induk perusahaan).
Bentuk usaha patungan yang dibahas
khusus yang dibahas diatas adalah kepemilikan bersama. Usaha patungan
memperluas hubungan pemasok-pelanggan dan memiliki keunggulan strategis bagi
kedua belah pihak.
Harus diperhatikan bahwa para manajer
strategis tentu saja berhati-hati dengan usaha patungan. Harus diakui, usaha
patungan membuka peluang-peluang baru dengan resiko yang dapat ditanggung
bersama. Dipihak lain, usaha patungan sering kali membatasi diskresi,
pengendalian, dan potensi laba masing-masing rekanan, sementara menuntut
perhatian manajerial dan sumber daya lain yang harusnya dapat diarahkan
keaktivitas-aktivitas inti perusahaan. Meskipun demikian, meningkatnya
globalisasi di beberapa industri membuat pendekatan usaha patungan patut
dipertimbangkan, jika perusahaan-perusahaan yang tadinya adalah perusahaan
nasional ingin tetap bertahan.
14. Aliansi Strategis (strategic
alliances)
Aliansi strategis (strategic alliances)
berbeda dengan usaha patungan karena perusahaan-perusahaan yang terlibat tidak
saling memiliki saham. Pada Banyak kasus aliansi Strategis merupakan pesekutuan
yang berlangsung selama periode tertentu dimana para sekutu menyumbangkan
keterampilan dan keahlian mereka untuk suatu poyek kerja sama. Misalnya, seorang
sekutu menyediakan kapabilitas manufaktur sementara sekutu kedua kedua
menyediakan keahlian pemasaran. Seringkali, aliansi semacam ini dibentuk karena
para sekutu ingin mengembangkan kapabilitas mandiri guna menggantikan sekutu
tersebut ketika perjanjian kontraktual antar sekutu berakhir. Hubungan semacam
ini agak licin, karena bisa dianggap bahwa para sekutu saling berupaya
“mencuri” pengetahuan. Pada kasus-kasus lain perjanjian aliansi strategis sama
dengan lisensi. Lisensi melibatkan transfer atas sebagian hak properti industri
dari seorang pemilik lisensi kepada pembeli lisensi. Kebanyakan dari transfer
ini berupa hak paten,merek dagang, atau pengetahuan teknis yang diberikan
kepada pembeli lisensi untuk jangka waktu tertentu dengan imbalan royalti. Kebanyakan
perjanjian lisensi ini dibuat guna menghindari bea masuk maupun kuota impor.
15. Konsorsium (concortia)
Konsorsium (concortia) didefenisikan
sebagai hubungan besar yang saling terkait antara perusahaan-perusahaan dalam
suatu industri. Di Jepang, konsorsium semacam ini dinamakan keirestu; dan di
Korea Selatan dinamakan Cheabol.
Saat ini, jumlah dan tingkat
keberhasilan dari proyek-proyek konsorsium semakin meningkat. Di Indonesia
perusahaan Badan Usaha Milik Negara (PT. Timah. Tbk, PT. Tambang Batu Bara
Bukit Asam. Tbk dan PT Semen Padang.Tbk) membentuk konsorsium didalam
penambangan di Indonesia. Keirestu di Jepang merupakan proyek yang melibatkan
sampai 50 perusahaan berbeda yang bergabung dalam satu perusahaan perdagangan
besar atau bank dan dikoordinasikan melalui direktori dan bursa efek yang
saling terkait. Keirestu dirancang untuk menggunakan koordinasi industri guna
meminimalkan resiko kompetisi, sebagian melalui pembagian biaya dan peningkatan
skala ekonomi.
H.
GRAND
STRATEGY PT AQUA
Manajeman
strategi pemasaran yang diterapkan di PT. Aqua Golden Mississippi adalah :
1) Strategi menarik
konsumen
Berbagai
cara dilakukan oleh PT. Aqua Golden Mississippi untuk menarik konsumen sebanyak
mungkin, salah satunya dengan cara memberi selogan yang bagus dari semua
produk, membuat iklan yang menarik, promosi di setiap pelosok tanah air, dan
lain-lain. Semua ini dilakukan agar semua orang tertarik untuk membeli atau
mencoba memakai produk dari PT. Aqua Golden Mississippi yang nantinya
diharapkan bisa menjadi pelanggan mereka.
2) Strategi
mempertahankan pelanggan
Di
strategi ini PT. Aqua Golden Mississippi berpendapat bahwa pelanggan itu yang
paling penting untuk perusahaan. Tanpa pelanggan atau konsumen, perusahaan
tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Maka dari it demi kepuasan pelanggan
PT. Aqua Golden Mississippi memberikan pelayanan dan kualitas yang maksimal
dengan tujuan agar pelanggan selalu merasa puas dalam menggunakan produk dari
PT. Aqua Golden Mississippi. Hal itu dilakukan untuk mempertahankan pelanggan
agar tidak berpaling kepada produk yang lain.
3) Strategi promosi
untuk menguasai pasar
Untuk
dapat menjaring pelanggan yang banyak PT. Aqua Golden Mississippi menggunakan
cara yang paling utama, yaitu promosi melalui iklan-iklan yang berkualitas dan
mudah dimengerti, baik iklan di media elektronik maupun di media cetak serta
yang lainnya.
4)
Strategi
Pemasaran dengan Marketing Mix
Marketing mix merupakan suatu alat marketing
yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan marketing dalam pasar target.
Dalam hal ini Mizone sebagai produk baru minuman isotonik menunjukkan
eksistensinya dengan mengoptimalkan unsur 4 P marketing mix (Produk, Harga,
Distribusi, Promosi) yang kompetitif
Strategi Marketing Mix PT
Danone Aqua terhadap Mizone
1.
Produk
(product)
Mizone yang diproduksi oleh Danone Aqua
merupakan kategori minuman isotonik bernutrisi. Diluncurkan pertama kali pada
27 September 2005 di Surabaya dengan rasa orange lime yang menyegarkan, rasa
passion fruit yang memanjakan selera, dan pada Juni 2008 meluncurkan varian
baru dengan rasa lychee lemon yang sensasional. Mengandung Hydromaxx yaitu :
Vitamin B1, B3, B6, dan B12 untuk membantu metabolisme karbohidrat menjadi
energi, Vitamin C, sebagai antioksidan untuk menjaga kahidupan sel dalam tubuh,
dan elektrolit untuk menggantikan mineral yang hilang akibat pengeluaran
keringat. Bahan dasar Mizone menggunakan air mineral Aqua dan sari buah alami
melalui proses kristalisasi. Mizone sendiri merupakan produk yang sudah
terkenal di Australia, New Zealand, dan Cina.
Pada November 2006 Mizone dilanda krisis
karena tidak menantumkan salah satu bahan pengawet (natrium benzoat) dalam
kemasannya. BPOM memberikan tenggat waktu hingga Desember 2006 agar Mizone
menarik produknya dari pasaran dan memperbaiki label pada kemasan. Pada saat
itu, Mizone sudah beredar di 30 depo, 50 distributor dan 1 juta outlet di
seluruh Indonesia. Penjualan turun drastis sedikitnya Rp 35 miliar perhari.
Untuk mengembalikan kepercayaan konsumen, Mizone melakukan edukasi kepada
konsumen melalui promosi baik below the line maupun above the line.
2.
Harga
(Price)
Dalam soal harga, Mizone sangat
kompetitif sekitar Rp 2.500 untuk isi 500 mL, jika dibandingkan dengan isotonik
dalam kemasan kaleng yang yang harganya sekitar Rp 3.300 untuk isi 330 ml .
3.
Distribusi
(Place)
Distribusi Mizone berorientasi nasional
menggunakan jalur distribusi Aqua yang sangat luas, kuat di pasar tradisional
(mudah dijumpai di warung dan toko-toko yang menjual produk Aqua). Sampai ada
suatu istilah di kalangan distributor “di mana ada Aqua, disitu ada Mizone”.
4.
Promosi
(Promotion)
Target pasar Mizone adalah semua kalangan
umur, namun dalam kampanyenya lebih ditujukan kepada kalangan usia 18-35 tahun
dengan aktivitas yang dinamis. Mizone melakukan kampanye besar-besaran lewat
placement iklan di televisi (TV), radio, media cetak, dan media luar ruang.
Belanja iklan Mizone sepanjang 2006 paling besar dibandingkan kompetitornya,
yaitu sebesar 46,1 milyar. Pada Agustus 2006, Mizone mengadakan sampling road
show di beberapa kota besar pada pusat keramaian. Mizone memasuki sekolah
dengan membuat iklan dan pembuatan logo Mizone pada lapangan olahraga (lapangan
basket) serta di white board SMA ternama di beberapa kota besar.
5.
Grand
Strategy PT AQUA
Analisis Produk dan Distribusi
ü Meningkatkan kontrol distribusi produk dan pasokan dari
pihak ke tiga dan pemasok distributor
ü Meningkatkan
jangkauan pemasaran ke suluh Indonesia dan mancanegara
ü Mencari
sumber-sumber air di wilayah Indosesia dan International
ü Melakukan lisensi pada setiap produk
ü Menigkatkan
dukungan dan kepercayaan masyarakat terhadap air minum dalam
kemasan
ü Memberikan
layanan ke masyarakat sekitar sumber air
Analisis Persaingan
ü Mencari
sumber-sumber bahan baku yang berkualitas di Indonesia yang berlimpah dengan melakukan kontrol dan monitoring di laboratorium modern
ü Meningkatkan
kualitas produksi dengan produk yang bervariasi,inovatif dan pemberian lisensi pada tiap produksinya
ü Meningkatkan teknologi mesin pabrik yang menghasilkan
produk ramah lingkungan
Analisis Organisasi dan Personalia
ü Meningkatkan
inovasi produk dengan untuk menunjang potensi pasar dengan jangkaun
pemesaran dan pangsa pasar internasional
ü Menigkatkan
konsistensi terhadap Brand dan branch
Image terhadap mayasarakat
Analisis Masa Depan
ü Mempercepat
proses mendapatkan Sertifikasi ISO9002
ü Meninkatkan
pelayanan terhadap manajemen
ü Memperluas
jangkuan pemasaran
ü Membangun
image positif masyarakat Indonesia
Analisis Keuangan dan Saham
ü Mencari
sumber air yang berkualitas
ü Meningkatkan
dukungan terhadap masyarakat
ü Menigkatkan
produksi air minum dalam kemasan
ü Menigkatkan kepercayaan terhadap Go Public
Analisis Kestabilan Keuangan
ü Menigkatkatkan
hubungan dengan pihak luar
ü Meningkatkan
kestabilan keuangan
Daftar
Pustaka
David, F. (2008). Strategic management (12th ed.).
Prentice Hall.
Pearce, J. A & Robinson, R.B (PR), Strategic Management : Manajemen Strategis,
Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, Irwin Mc Graw-Hill Inc., Jakarta
: Salemba Empat, 2009
Anonim
1, 2015,
http://sharecatatanku.blogspot.co.id/2015/04/tujuan-jangka-panjang-long-term.html
JUMAT 13 APRIL 2018 ( JAM 16.19 )
Anonim 2, http://laskarcahaya.blogspot.com/2013/07/tujuan-jangka-panjang-perusahaan.html
JUMAT 13 APRIL 2018 ( JAM 16.30 )
Anonim 3, http://alomet.co.id/artikel/detail/127/tujuan-dan-strategi-jangka-panjang
JUMAT 11 MEI 2018 ( JAM 11.15)
Noor Syailendra, 2008, http://noorsyailendra.blogspot.co.id/2008/09/blog-post.html
JUMAT 11 MEI 2018 ( JAM 11.36 )
Utami Hatlia, 2014, http://utami-hatlia.mhs.narotama.ac.id/2014/07/09/visi-misitujuan-dan-sasaran-aqua/
JUMAT 13 APRIL 2018 (JAM 16.38 )
Farah Damayanti, 2011, http://farahdamayanti.wordpress.com/2011/07/12/manajemen-stratejik-analisis-swot-pada-pt-aqua-danone/
JUMAT 11 MEI 2018 ( JAM 11.50 )
Andy Septian, 2013, https://andyseptianwibisono.wordpress.com/2013/06/25/tugas-manajemen-strategik-pt-aqua-golden-mississippi-tbk/
JUMAT 11 MEI 2018 ( JAM 11.55 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar