Selasa, 10 April 2018

TIPE STRATEGI, BENTUK STRATEGI, PERENCANAAN STRATEGI, FORMULASI STRATEGI, DAN EVALUASI STRATEGI





Description: Description: Description: D:\Dokumen Mocher\desktop\logo UMB.jpg



STRATEGIC MANAGEMENT


“TIPE STRATEGI, BENTUK STRATEGI, PERENCANAAN STRATEGI, FORMULASI STRATEGI, DAN EVALUASI STRATEGI””


NAMA       : LESTARY PERMATA SARI
NIM           : 55117010016
DOSEN      : Prof. Dr. Ir. HAPZI ALI, MM, CMA



Daftar Isi

Tipe Strategi, Bentuk Strategi, Perencanaan Strategi. Formulasi Strategi, dan Evaluasi Strategi
Strategi perusahaan atau organisasi merupakan suatu wilayah kajian yang selalu menarik untuk dicermati. Begitu banyak pendekatan yang dilakukan, mulai dari sangat kuantitatif sampai pada belajar dari pengalaman sukses seseorang atau suatu perusahaan (best practices). Setiap perusahaan mempunyai Strategi untuk mendukung aktivitas perusahaan dimana strategi harus sesuai dengan keadaan dan kondisi masyarakat. Strategi adalah suatu program yang mendukung untuk mencapai suatu tujuan perusahaan . 
Amstrong (2003:39-42), mendefinisikan bahwa setidaknya terdapat tiga pengertian. Pertama, Strategi merupakan deklarasi maksud yang mendefinisikan cara untuk mencapai tujuan, dan memperhatikan sungguh-sungguh alokasi sumber daya perusahaan yang penting untuk jangka panjang dan mencocokkan sumber daya dan kapabilitas dengan lingkungan eksternal. Kedua, strategi merupakan perspektif dimana isu kritis atau factor keberhasilan dapat dibicarakan, serta keputusan strategis bertujuan untuk membuat dampak yang besar serta jangka panjang kepada prilaku dan keberhasilan organisasi. Ketiga, strategi pada dasarnya adalah mengenai penetapan tujuan (tujuan strategis) dan mengalokasikan atau menyesuaikan sumber daya dengan peluang (strategis berbasis sumber daya) sehingga dapat mencapai kesesuaian strategis dan basis sumber dayanya. 
Berdasarkan keseluruhan definisi di atas, maka strategi dapat didefinisikan bahwa strategi merupakan sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumber daya yang penting dalam mencapai tujuan dasar dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif,komparatif, dan sinergis yang ideal berkelanjutan, sebagai arah, cakupan, dan perpektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi. 
A.    TIPE STRATEGI
Strategi alternatif ada 12 seperti pada tabel berikut, banyak perusahaan yang menjalankan kombinasi dua atu lebih strategi secara bersama-sama, tetapi strategi kombinasi dapat berisiko jika dijalankan terlalu jauh. Tidak ada organisasi yang mampu menjalankan semua strategi yang dapat menguntungkan perusahaan. Organisasi, seperti individu, memiliki sumber daya yang terbatas. Organisasi dan individu harus memilih diantara beberapa alternatif strategi.
Definisi dan contoh Strategi Alternatif
Strategi
Definisi
Contoh di Tahun 2003
Integrasi kedepan
Mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas distributor atau pengecer
Pembuat boneka dan penjual barang melalui pos, Pleasant Co., baru saja membuat gerai ritel di
Manhattan
Integrasi kebelakang
Mencari kepemilikan atau
meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan
Mcdonald’s mengakuisisi
produsen gelas kertas
Integrasi horizontal
Mencari kepemilikan atau
meningkatkan kontrol atas pesaing
Callaway golf mengakuisisi
top-flite Golf Company
Penetrasi Pasar
Meningkatkan pangsa pasar untuk
produk/jasa saat ini di pasar melalui upaya pemasaran yang lebih besar
SABMiller Plc menghabiskan $500 juta tahun 2003 untuk
memasarkan bir merek Miller
Pengembangan Pasar
Memperkenalkan produk/jasa saat
ini ke area geografis yang baru
Maskapai penerbangan JetBlue menambahkan puluhan rute baru
Pengembangan Produk
Meningkatkan penjualan memlalui
perbaikan produk/jasa saat ini atau
mengembangkan produk/jasa baru
GM mengembangkan mobil bertenaga Hidrogen atau Pfizer mengembangkan pil anti merokok baru
Diversifikasi
Konsentrik
Menambahkan produk/jasa baru
yang masih berkaitan dengan
produk/jasa lama
Microsoft meluncurkan PC
pertamanya yang juga
berfungsi sebagai sarana
hiburan
Diversifikasi
Konglomerat
Menambahkan produk/jasa baru
yang tidak berkaitan dengan
produk/jasa lama
Penyewaan video Blockbuster mungkin akan mengakuisisi perusahaan pemasar langsung DVD dan musik, Columbia House
Diversifikasi
Horizontal
Menambahkan produk/jasa baru,
yang tidak berkaitan, kepada
pelanggn saat ini
Viacom mengakuisisi Comedy Central, saluran TV Cabel komedi yang dikenal dengan the man show dan the daily show
dari AOL
Retrenchment
Mengelompokkan ulang melalui
pengurangan biaya dan aset terhadap penurunan penjualan dan laba
America West airlanes menutup hu-nya di Columbus, Ohio, dan
memecat 390 orang karyawannya
Divestasi
Menjual satu divisi atau bagian
Perusahaan
ConocoPhilips menjual jaringan gerai circle K-nya kepad perusahaan kanada, alimentation Couche-Tard
Likuidasi
Menjual seluruh aset perusahaan,
sepotong-sepotong untuk nilai
riilnya
Sprint melikuidasi divisi Web-hosting-nya



1.      Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal kadang-kadang bersama-sama disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok, dan atau pesaing.
a.      Integrasi ke depan
Integrasi ke depan melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer. Saat ini semakin banyak produsen (pemasok) yang menjalankan strategi integrasi ke depan dengan membuat situs web untuk menjual produk secara langsung kepada konsumen. Strategi ini menyebabkan kekacauan di beberapa industri
b. Integrasi ke Belakang
Integrasi ke belakang adalah strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Strategi ini sangat cocok ketika pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
c. Integrasi Horizontal
Integrasi horizontal mengacu pada strategi yang mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan. Salah satu tren yang paling signifikan dalam manajemen strategis saat ini adalah meningkatnya penggunaan integrasi horizontal sebagai strategi pertumbuhan. Merger, akuisisi, dan pengambilalihan antar pesaing memungkinkan meningkatnya skala ekonomi dan mendorong transfer sumber saya daya dan kompetensi.
2.      Strategi Intensif
Kelompok  strategi  ini  disebut  sebagai  strategi intensif  karena  mensyaratkan  berbagai  upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada. Kelompok strategi ini meliputi tiga strategi, yaitu:

a.      Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration Strategy
Strategi  ini  dijalankan  untuk  meningkatkan market  share dari  produk  yang  ada  saat  ini pada  pasar  yang  ada  saat  ini  melalui  usaha-usaha  pemasaran  yang  lebih  gencar. Strategi penetrasi  pasar  paling  sering  digunakan  dan  dikombinasikan  dengan  strategi lain.  Cara melaksanakan strategi penetrasi pasar dengan mengkombinasikan pemasaran promosi dan harga,  yaitu  melalui  antara  lain  menaikkan  jumlah  tenaga  penjualan, meningkatkan anggaran  iklan,  menawarkan  secara  gencar  berbagai  item  promosi penjualan,  atau  bahkan meningkatkan  aktivitas  publisitas. 
b.  Strategi Pengembangan Pasar (Market Development Strategy
Memperkenalkan  produk  yang  ada  saat  ini  pada  pasar  baru  (new  market).  Strategi pengembangan pasar ke new market ini dijalankan dengan memperluas area geografi baru, menambah  segmen  baru,  mengubah  dari  bukan  pemakai  menjadi  pemakai,  menarik pelanggannya  pesaing. 
c.  Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy
Merupakan  strategi  yang  dijalankan  untuk  menaikkan  penjualan  dengan  memperbaiki atau  memodifikasi  produk  yang  ada  saat  ini.  Menjalankan  strategi  ini  berarti  melibatkan pengeluaran  biaya  penelitian  dan  pengembangan  yang  besar. 
  1.  Strategi Diversifikasi
Ada tiga tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu konsentrik (terfokus), horizontal, dan konglomerat.
a. Diversifikasi Konsentrik
Menambah produk atau jasa baru, tetapi berhubungan, secara umum disebut diversifikasi konsentrik atau terfokus.
b. Diversifikasi Horizontal
Menambahkan produk atau jasa baru, yang tidak berkaitan, untuk pelanggan saat ini disebut diversifikasi horizontal. Strategi ini tidak seberesiko diversifikasi konglomerat karena perusahaan seharusnya sudah lebih dikenal dengan pelanggan saat ini.
c.   Diversifikasi Konglomerat                                                                        
Menambah produk atau jasa baru, yang tidak berkaitan, disebut diversifikasi konglomerat.
4. Strategi Defensif
a.  Retrechment
Retrechement terjadi jika suatu organisasi mengelompokkan ulang melalui pengurangan kas dan biaya untuk membalikkan penjualan dan laba yang menurun. Retrechment didesain untuk memperkuat kompetensi dasar organisasi yang unik. Selama retrenchment, penyusunan strategi bekerja dengan sumber daya yang terbatas dan menghadapi tekanan dari pemegang saham, karyawan, media. Retrenchment dapat melibatkan penjualan tanah dan gedung untuk meningkatkan kas, memotong lini produk, menutup bisnis yang labanya sangat tipis, menutup pabrik yang tua dan kuno, mengotomatisasi proses, mengurangi jumlah karyawan, dan menetapkan system kontrol pengeluaran.
b. Divestasi
Menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi disebut divestasi. Divestasi dapat menjadi bagian dari keseluruhan strategi retrenchment untuk menyingkirkan bisnis perusahaan yang tidak menguntungkan, yang membutuhkan terlalu banyak modal atau yang tidak cocok dengan aktivitas perusahaan lainnya.
c. Likuidasi
Menjual seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah atau sepotong-sepotong untuk nilai rill disebut likuidasi. Likuidasi adalah pengakuan atas kekalahan, konsekuensinya dapat menjadi strategi yang sulit secara emosional.


5. Aliansi Strategik, Merger, Konsorsium
Aliansi Strategi
Definisi aliansi strategis adalah suatu bentuk kerjasama antar perusahaan dimana sumber daya, kemampuan dan core competencies digabungkan demi kepentingan bersama. Aliansi strategis dapat dibentuk dengan berbagai cara, tergantung tujuannya. Aliansi strategis pada umumnya terjadi pada rentang waktu tertentu, selain itu pihak yang melakukan aliansi bukanlah pesaing langsung, namun memiliki kesamaan produk atau layanan yang ditujukan untuk target yang sama. Dengan melakukan aliansi, maka pihak-pihak yang terkait haruslah menghasilkan sesuatu yang lebih baik melalui sebuah transaksi. Rekanan dalam aliansi dapat memberikan peran dalam aliansi strategis dengan sumberdaya seperti produk, saluran distribusi, kapabilitas manufaktur, pendanaan proyek, pengetahuan, keahlian ataupun kekayaan intelektual. Dengan aliansi maka terjadi kooperasi atau kolaborasi dengan tujuan muncul sinergi. Dengan aliansi, perusahaan dapat saling berbagi kemampuan transfer teknologi, risiko, dan pendanaan.
Merger dan Akuisisi
Merger adalah dua organisasi atau perusahaan yang besarnya setara bersatu membentuk satu perusahaan. Sedangkan akuisisi adalah satu perusahaan besar membeli atau memperoleh perusahaan yang yang lebih kecil, atau bisa juga sebaliknya. Jika merger  atau akuisisi tidak dikehendaki oleh salah satu pihak, maka ini disebut dengan pengambilalihan, take over, hostile take over. Hostile take over dapat memancing terjadinya LBO (Leverage Buy Out), yaitu pembelian kepemilikan perusahaan oleh manajemen perusahaan atau investor swasta lainnya dengan mempergunakan dana yang diperoleh dari hutang.
Konsorsium
Konsorsium adalah pembiayaan bersama suatu proyek atau perusahaan yang dilakukan oleh dua atau lebih bank atau lembaga keuangan. Konsorsium juga berarti hubungan besar yang saling terkait antara perusahaan-perusahaan dalam suatu industri.


  1. BENTUK-BENTUK STRATEGI
1.      STRATEGI GENERIK PORTER
Dalam analisanya tentang strategi bersaing (competitive strategy atau disebut juga Porter’s Five Forces) suatu perusahaan, Michael A. Porter mengintrodusir 3 jenis strategi generik, yaitu: Keunggulan Biaya (Cost Leadership), Pembedaan Produk(Differentiation), dan Focus.
1. Strategi Biaya Rendah (cost leadership)
Strategi Biaya Rendah (cost leadership) menekankan pada upaya memproduksi produk standar (sama dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini (barang maupun jasa) biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive) atau menggunakan harga sebagai faktor penentu keputusan. Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku low-involvement, ketika konsumen tidak (terlalu) peduli terhadap perbedaan merek, (relatif) tidak membutuhkan pembedaan produk, atau jika terdapat sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar yang signifikan.
2. Strategi Pembedaan Produk (differentiation)
Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya. Cara pembedaan produk bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut fisik suatu produk atau pengalaman kepuasan (secara nyata maupun psikologis) yang didapat oleh konsumen dari produk tersebut. Berbagai kemudahan pemeliharaan, featurestambahan, fleksibilitas, kenyamanan dan berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada para konsumen potensial yang relatif tidak mengutamakan harga dalam pengambilan keputusannya (price insensitive). 
3. Strategi Fokus (focus)
Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk membeli relatif tidak dipengaruhi oleh harga. Dalam pelaksanaannya – terutama pada perusahaan skala menengah dan besar –, strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi generik lainnya: strategi biaya rendah atau strategi pembedaan karakteristik produk. Strategi ini biasa digunakan oleh pemasok “niche market” (segmen khusus/khas dalam suatu pasar tertentu; disebut pula sebagai ceruk pasar) untuk memenuhi kebutuhan suatu produk — barang dan jasa — khusus.
2.      STRATEGI GENERIK GLUECK
Glueck meyakini bahwa strategi perusahaan pada dasarnya dapat dikategorikan ke dalam empat strategi generik, yaitu: strategi stabilitas (stability), ekspansi (expansion), penciutan (retrenchment), dan kombinasi (combination) dari ketiganya. (Umar, 1999).
1. Strategi Stabilitas (stability)
Pada prinsipnya, strategi ini menekankan pada tidak bertambahnya produk, pasar dan fungsi-fungsi perusahaan karena berusaha untuk meningkatkan efisiensi di segala bidang dalam rangka meningkatkan kinerja dan keuntungan. Strategi ini relatif rendah resiko dan biasanya dilakukan untuk produk yang tengah berada pada posisi matang/dewasa (maturity).
2. Strategi Ekspansi (expansion)
Strategi ekspansi menekankan pada penambahan atau perluasan produk, pasar dan fungsi dalam perusahaan sehingga aktivitas perusahaan meningkat. Tetapi selain keuntungan yang ingin diraih lebih besar, strategi ini juga mengandung resiko kegagalan yang tidak kecil.
3. Strategi Penciutan (retrenchment)
Strategi penciutan dimaksudkan untuk melakukan pengurangan atas pasar maupun fungsi-fungsi dalam perusahaan yang memiliki aliran keuangan (cash-flow) negatif. Biasanya strategi ini diterapkan pada perusahaan yang berada pada tahap menurun (decline).
4. Strategi Kombinasi (combination)
Oleh karena berbagai perubahan eksternal seringkali hadir secara tidak seragam (dan bahkan terkadang sulit diduga) terhadap berbagai lini produk (product line) yang dihasilkan suatu perusahaan seperti daur hidup produk (product life cycle) yang tidak seragam, maka perusahaan tersebut dapat saja melakukan kombinasi atas ketiga jenis strategi di atas secara bersama.
  1. PERENCANAAN STRATEGI
Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Tujuan strategi adalah keuntungan kompetitif yang dapat dipertahankan, yang dapat muncul dari bagian maupundari kegiatan organisasi.
Tiga alasan pentingnya perencanaan strategis :
ü  Perencanaan strategi memberikan keragka dasar bagi perencanaan-perencanaan lainnya
ü  Pemahaman terhadap perencanaan strategis akan mempermudah pemahaman bentuk perencanaan lainnya
ü  Perencanaan strategis merupakan titik permulaan bagi penilaian kegiatan manajer dan organisasi

KARAKTERISTIK  PERENCANAAN STRATEGIS
  1. Hubungan dengan formulasi strategi
  2. Evolusi dari perencanaan strategis
PERAN RENCANA STRATEGIS
1. Menentukan batasan usaha/bisnis.
Memilih fokus bidang usaha yang akan dikembangkan yang didasarkan pada semua lapisan manajemen.
 2Memberikan arah perusahaan.
Menentukan batasan usaha dan arah perusahaan merupakan dua sisi dari satu mata uang yang mendasari atau dihasilkan. Kedua hal itu merupakan dasar penyusunan priorotas tindakan dan kebijakan perusahaan dalam menghadapi perubahan lingkungan.
 3. Mengarahkan dan membentuk kultur perusahaan.
Rencana strategis menunjang pengarahan dan pembentukan budaya lewat proses interaksi, tawar-menawar, atau komunikasi timbal balik.
4. Menjaga kebijakan yang taat asas dan sesuai.
5. Menjaga fleksibilitas dan stabilitas operasi.
6. Memudahkan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran tahunan.

 PENTINGNYA PERENCANAAN STRATEGIK BAGI PERUSAHAAN

Perencanaan Strategik (Strategic Planning) adalah Proses pemilihan tujuan - tujuan organisasi, penentuan strategi, program - program strategi, dan penetapan metode - metode yang diperlukan untuk menjamin bahwa strategi dan kebijaksanaan telah diimplementasikan. Perencanaan Strategi juga merupakan proses perencanaan jangka panjang yang disusun untuk mencapai tujuan organisasi.
Perencanaan strategik merupakan suatu proses manajemen yang sistematis yang dapat diartikan sebagai suatu proses pengambilan keputusan atas programprogram yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya yang akan dialokasikan dalam setiap program selama beberapa tahun ke depan (Govindarajan et.al., 2001;300).
Tiga Alasan Pentingnya Perencanaan Strategis
  1. Perencanaan strategis memberikan kerangka dasar bagi perencanaan - perencanaan lainnya.
  2. Pemahaman terhadap perencanaan strategis akan mempermudah pemahaman bentuk perencanaan lainnya.
  3. Perencanaan strategis merupakan titik permulaan bagi penilaian kegiatan manajer dan organisasi.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan strategis bagi perusahaan sangat penting, karena tanpa strategi dalam mengelola perusahaan, seorang manajer seolah-olah melangkah dalam ketidakpastian. Perencanaan Strategi merupakan faktor internal yang penting untuk dipertimbangkan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Manajemen dengan segala keahliannya dituntut untuk menyusun strategi yang cocok untuk perusahaan yang dipimpinnya.


  1. FORMULASI STRATEGI
Perumusan strategi atau formulasi strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.
Morton (1996 : 17-22) mengatakan bahwa ada keterikatan yang saling menunjang antara Struktur  Organisasi & Budaya Perusahaan, Teknologi, Peran Individu, Struktur Organisasi dan Proses Manajemen yang dipengaruhi oleh Lingkungan Sosio-Ekonomis External dan Lingkungan Teknologi External dalam metodologi pembentukan Strategi. Untuk itu, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan sebagai berikut :
ü  Identifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan pada masa depan. Tentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.
ü  Lakukan analisis lingkungan intern dan ekstern untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi perusahaan dalam menjalani misi dan  meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).
ü  Rumuskan faktor-faktor penting ukuran keberhasilan (key succes factors) sesuai dengan perubahan lingkungan yang dihadapi.
Tentukan tujuan dan target terukur, identifikasi dan evaluasi alternatif strategi dan rumuskan strategi terpilih untuk mencapai tujuan dan ukuran keberhasilan. Dalam tahap ini penyusun strategi harus melakukan analisis terhadap opsi yang dimiliki perusahaan dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki dengan fakta ekstern yang dihadapi. Tentukan strategic option yang paling dikehendaki diantara opsi yang ada sesuai dengan misi organisasi. Tentukan tujuan yang bersifat jangka panjang dan strategi utama untuk mencapai opsi yang paling dikehendaki. Tentukan target tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama. 

1.      Tahap Formulasi
Formulasi adalah bentuk penyederhanaan situasi nyata menjadi bentuk matematis, formulasi memiliki 5 tahap implementasi sebagai berikut :
·         Tahap I; Pengumpulan dan Analisis Keterangan Strategis. Adalah tugas para eksekutif organisasi untuk dapat menilai kecenderungan-kecenderungan yang terjasi pada saat ini dan yang akan datang baik dari segi eksternalnya (pasar, persaingan, teknologi, regulasi, dan keadaan ekonomi) maupun segi internalnya (nilai organisasi, keunggulan dan kemampuan, hasil produkdan pasar,dan kebijakan strategis yang lalu).
·         Tahap II; Formulasi Strategi. Tim ini pulalah harus memeriksa beberapa masa depan alternatif dan menyeleksinya serta menciptakan profil atau visi strategis yang berfokuskan pada ke sembilan pertanyaan tersebut. Kekuatan formulasi sangat tergantung pada kekuatan proses yang dilalui atau yang dialami oleh tim dalam membuat keputusan.
·         Tahap III; Perencanaan Proyek Induk Strategis. Dengan menggunakan metode management proyek yang canggih dan benar dimana rencana disusun, dijelaskan, diprioritaskan, ditahap-tahapkan, dijadwalkan, disumberdayakan dan diimplementasikan serta dipantau (diawasi), maka proyek-proyek tersebut dapat dioptimalkan dalam suatu portofolio.
·         Tahap IV; Implementasi Strategi. Tahap ini adalah tahap pelaksanaan (implementasi) yang mana kualitas suatu proyek sangat diharuskan. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem komunikasi yang handal, cepat dan akurat yang dimulai dari tingkat rendah (lower management) hingga ke tingkat yang tinggi (top management).
·         Tahap V; Pemantauan, Peninjauan dan Pembaharuan Strategi. Di tahap ini dibutuhkan indikator internal (kemajuan di bidang tujuan dan langkah strategis, kemajuan proyek) maupun indikator eksternal (validitas asumsi dasar yang menjadi penciptaan visi). Umpan balik (feedback) dari berbagai sumber kegiatan baik untuk jangka pendek, menengah maupun panjang harus dioptimalkan secara terus menerus.

2.      Formulasi Strategi
Adapun kesepuluh formulasi strategi tersebut, adalah sebagai berikut :
1.      Objektif. Angan-angan sendiri tidak memiliki tempat di dalam bangunan sebuah bisnis. Kejujuran, penilaian yang tenang dari kekuatan dan kelemahan perusahaan dan keahlian bisnis serta manajemennya adalah hal yang mendasar.
2.      Membuat sederhana dan terfokus. Dalam usaha kecil, kesederhanaan adalah efektif. Usaha dan sumber daya, seharusnya dikonsentrasikan dimana dampak dan keuntungan adalah hal yang paling utama.
3.      Fokus pada pasar yang menguntungkan. Kelangsungan hidup dan keberhasilan usaha kecil oleh persediaan barang dan jasa khusus yang menemukan keinginan dan kebutuhan dari pemilihan kelompok pelanggan.
4.      Mengembangkan rencana pemasaran. Usaha kecil harus memutuskan bagaimana untuk meraih dan menjual kepada pelanggan.
5.      Memanajemen tenaga kerja secara efektif. Kesuksesan usaha kecil tergantung pada bangunan, pengaturan dan motivasi sebuah tim pemenang.
6.      Membuat catatan keuangan yang jelas. Usaha kecil perlu untuk memiliki catatan asset, liabilitas, penjualan, biaya dan informasi akunting lainnya dalam urutan untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan.
7.      Tidak pernah menghambur-hamburkan kas. Kas adalah raja di dalam dunia usaha kecil.
8.      Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan yang cepat. Usaha kecil harus hati-hati melakukan ekspansi.
9.      Mengerti seluruh fase bisnis. Pengendalian usaha kecil dan kemajuan keuntungan usaha kecil , tergantung pada pengertian yang lengkap dari seluruh fungsi bisnis.
10.  Merencanakan ke depan. Usaha kecil harus memformulasikan secara kritis dan menantang, pencapaian yang masih, tujuan dan mengubahnya menjadi aktifitas yang produktif.
3.      Memformulasikan strategi
Formulasi strategi melibatkan penetapan serangkaian tindakan yang tepat guna mencapai tujuan perusahaan. Formulasi strategi ini meliputi pengembangan misi bisnis, analisa SWOT, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal serta mengukur dan menetapkan kelemahan dan kekuatan internal dan menetapkan tujuan jangka panjang.
Analisa SWOT
SWOT  merupakan singkatan dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang) dan threats (ancaman). Pendekatan ini mencoba menyeimbangkan kekutaan dan kelemahan internal organisasi dengan peluang dan ancaman lingkungan eksternal organisasi.
ü  Kekuatan (strength) adalah suatu kondisi di mana perusahaan mampu melakukan semua tugasnya secara sangat baik (diatas rata-rata industri).
ü  Kelemahan (weakness) adalah kondisi di mana perusahaan kurang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik di karenakan sarana dan prasarananya kurang mencukupi.
ü  Peluang (opportunity) adalah suatu potensi bisnis menguntungkan yang dapat diraih oleh perusahaan yang masih belum di kuasai oleh pihak pesaing dan masih belum tersentuh oleh pihak manapun.
ü  Ancaman (threats) adalah suatu keadaan di mana perusahaan mengalami kesulitan yang disebabkan oleh kinerja pihak pesaing, yang jika dibiarkan maka perusahaan akan mengalami kesulitan dikemudian hari.



  1. EVALUASI STRATEGI
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat perlumengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksteral dan internal selalu berubah.
Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi :
1.      Meninjau factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang.
2.      Mengukur prestasi.
3.      Mengambil tindakan korektif.Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan evaluasi terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit bisnis strategis, dan fungsional.

Hakekat Evaluasi Strategi
Proses manajemen strategis menghasilkan keputusan yang dapat mempunyai konsekwensi yang signifikan dan jangka panjang. Keputusan strategis yang salah dapat menimbulkan kerugian besar, yang akan sulit sekali untuk memperbaikinya.
Oleh karena itu banyak perencana strategi sepakat bahwa mengevaluasi strategi sangat penting untuk kehidupan organisasi; evaluasi yang tepat waktu dapat memperingatkan manajemen akan adanya masalah atau potensi masalah sebelum menjadi kritis.
Evaluasi strategi bisa merupakan proses yang rumit dan sensitif. Terlalu banyak kegiatan mengevaluasi strategi dapat menghabiskan biaya yang sangat mahal dan bisa jadi kontra produktif. Evaluasi strategi penting untuk memastikan tujuan-tujuan strategi yang dapat ditetapkan dapat tercapai.



Kriteria dalam Evaluasi Strategi
  1. Kesesuaian : Perlunya mencermati serangkaian trend, termasuk trend individu. Kebanyakan tren merupakan hasil interaksi antar trend.
  2. Keunggulan : Keunggulan kompetitif biasanya merupakan hasil dari keunggulan sumber daya, keterampilan dan posisi
  3. Konsistensi : Tiga pedoman yang mendasari konsistensi strategi, yaitu persoalan manajerial, keberhasilan departemen dan isu kebijakan organisasi
Alasan mengapa evaluasi strategi sulit
1.    Meningkatnya kompleksitas lingkungan
2.    Sulit memprediksi masa depan secara akurat
3.    Bertambahnya jumlah variabel
4.    Cepatnya laju pengusangan suatu rancangan
5.    Kejadian dalam negeri dan dunia yang mempengaruhi organisasi
6.    Berkurangnya rentang waktu dalam menjalankan perencanaan
Karakteristik Sistem Evaluasi Strategi yang efektif
1.    Aktivitas evaluasi strategi harus ekonomis, bermakna, dan berkaitan dengan tujuan perusahaan
2.   Evaluasi strategi harus dirancang untuk menyediakan gambaran yang benar mengenai apa yang terjadi
3.   Proses evaluasi strategi harus membangun pemahaman bersama, kepercayaan, dan masuk akal






Daftar Pustaka



DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. Strategic Management, Philippines: Prentice Hall, 1998.
Pass, Christopher dan Bryan Lowes. Kamus Lengkap Bisnis, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1997.
Umar, Husein. Riset Strategi Perusahaan, Jakarta: Gramedia, 1999
Hilman Nugraha, 2015, https://hilmangraha.blogspot.co.id/2015/04/berbagai-macam-strategi-perusahaan.htmll  (JUMAT 30 MARET 2018 JAM 11.54)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar