STRATEGIC MANAGEMENT
“INTERNAL ENVIRONMENT
ANALYSIS FROM VALUE CHAIN”
NAMA : LESTARY PERMATA SARI
NIM : 55117010016
DOSEN : Prof. Dr. Ir. HAPZI ALI, MM, CMA
|
Daftar
Isi
Pengertian Analisis Lingkungan
Internal, Faktor-faktor dalam Menganalisis Lingkungan Internal, Rantai Nilai (
Value Chain ), Analisis Value Chain
A. PENGERTIAN ANALISIS LINGKUNGAN
INTERNAL
Definisi
yang populer mengidentifikasi lingkungan sebagai segala sesuatu yang berada di
luar batas organisasi. Secara garis besar sebuah perusahaan akan dipengaruhi
oleh lingkungan perusahaan dimana lingkungan tersebut dapat dibagi kedalam dua
bagian besar, yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Faktor
internal mencakup kekuatan dan kelemahan di dalam internal perusahaan itu sendiri.
Penyusunan strategi perusahaan yang tepat harus memperhatikan betul-betul apa
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya selain memperhatikan faktor eksternal.
Menurut Jauch dan Gluech (1999),
lingkungan internal adalah proses dimana perencanaan strategi mengkaji faktor
internal perusahaan untuk menentukan dimana perusahaan memiliki kekuatan dan
kelemahan yang berarti sehingga dapat mengelola peluang secara efektif dan
menghadapi ancaman yang terdapat dalam lingkungan
Analisis
lingkungan internal perusahaan merupakan analisis yang berguna dalam
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan atas dasar sumber daya
dan kapabilitas yang dimilikinya.
Analisis lingkungan internal dilakukan
untuk mengetahui tingkat daya saing perusahaan berdasarkan kondisi internal
perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan. Faktor internal perusahaan
spenuhnya dapat dikendalikan sehingga kelemahan yang diketahuinya dapat
diperbaiki.
Analisis lingkungan internal menurut
Porter yang dikenal dengan rantai nilai yang memposisikan perusahaan pada
matriks strategi generik dan menemukan keunggulan bersaing perusahaan melalui
analisa kompetensi inti. Rantai nilai ini mensyaratkan bahwa untuk mencapai
suatu margin, perusahaan harus didukung oleh kegiatan utama dan penunjang.
Analisis lingkungan internal lebih
mengarah pada analisis intern perusahaan dalam menilai atau mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi keuangan dan akuntansi, pemasaran,
riset dan pengembangan, personalia serta operasional (David, 2006). Inti dari
analisis lingkungan internal ini adalah berusaha untuk mencari keunggulan
strategis yang dipakai untuk membedakan diri dari pesaing.
Lingkungan internal:
ü Memiliki dua variabel yakni
kekuatan (strength) dan kelemahan(weakness).
ü Mencakup semua unsur bisnis yang ada
di dalam perusahaan seperti struktur organisasi perusahaan, budaya perusahaan
dan sumber daya.
Tujuan
analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan memahami lingkungan
organisasi sehingga manajemen akan dapat melakukan reaksi secara tepat terhadap
setiap perubahan, selain itu agar manajemen mempunyai kemampuan merespon
berbagai isu kritis mengenai lingkungan yang mempunyai pengaruh yang cukup kuat
terhadap perusahaan
B. FAKTOR-FAKTOR DALAM MENGANALISIS
LINGKUNGAN INTERNAL
1.
Pemasaran
Pemasaran adalah starting point setiap
kegiatan bisnis. Fungsi-fungsi perusahaan yang lain, seperti produksi,
persediaan, keuangan, SDM dsb, merupakan derivat, langsung atau tidak langsung,
dari fungsi pemasaran. Kajian mengenai kelayakan suatu usaha selalu dimulai
dari perkiraan kemampuan melakukan penetrasi pasar. Karena itu, tak ada bisnis
yang bisa dikembangkan tanpa pemasaran.
2.
Keuangan
dan Accounting
Faktor keuangan memberikan gambaran
tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba perusahaan
yang tergambar dalam laporan keuangan perusahaan.
3.
Produksi,
operasi,dan teknik
Bagian operasi dan teknik berkaitan
dengan upaya pengendalian produksi di pabrik tetap terjaga sesuai rencana.
pengendalian produksi adalah fungsi untuk menggerakan barang melalui siklus
manufaktur keseluruhan dari pengadaan bahan baku sampai dengan pengiriman
produk jadi
- Personalia
Bagian personalia berkaitan dengan
perencanaan, pelatihan dan penempatan staf yang sesuai dengan rencana
perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
- Manajemen Mutu
Manajemen mutu dilaksanakan dalam
menjaga kualitas kerja dan produk sehingga tetap memenuhi standar yang
diinginkan.
- Teknologi
Informasi
Teknologi informasi merupakan bagian
dari sistem penunjang pengambilan keputusan manajemen dalam berbagai hal.
Pengelolaan informasi berbasis computer sangat menentukan proses pengambilan
keputusan perusahaan.
- Organisasi dan
Manajemen Umum
Pengelolaan SDM yang benar dalam
organisasi dimaksudkan untuk mensinergikan kemampuan dengan kesesuaian bidang
kerja staf, sehingga pekerjaan yang dilaksanakan dapat maksimal.
Pada
lingkungan internal, secara tradisional ada beberapa aspek yang perlu diamati
dari beberapa pendekatan yaitu :
1)
Pendekatan fungsional
2)
Pendekatan rantai nilai
3)
Pendekatan kurva belajar.
Identifikasi
kegiatan umum:
1) Logistik
ke dalam
2) Operasi
3) Logistik
ke luar
4) Pemasaran
dan penjualan
5) Layanan
Identifikasi
kegiatan penunjang:
1) Pembelian
2) Pengembangan
teknologi
3) Manajemen
sumber daya manusia
4) Infastruktur
perusahaan; (a) Bagaimana faktor-faktor dan kegiatan-kegiatan ini dibandingkan
dengan informasi historis dan standar keunggulan internal, (b) Evaluasi
faktor-faktor strategik intern dengan cara: Perbandingan dengan kinerja masa
lalu, Perbandingan dengan pesaing, Perbandingan dengan fator-faktor sukses dalam
industri.
Kegiatan utama merupakan aktivitas
utama perusahaan, meliputi fungsi :
1)
Logistik
Kedalam.
Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan penerimaan, penyimpanan, informasi
mengenani : Gudang, persediaan atau jadwal pengiriman.
2)
Operasi. Aktivitas perusahaan yang
berkaitan dengan transformasi input produksi menjadi produk akhir, yang
meliputi : permesinan, perakitan, pengetesan, pengepakan, dan pemeliharaan
mesin/peralatan.
3)
Logistik
Keluar.
Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan, dan
distribusi produk ke konsumen.
4)
Pemasaran
dan Penjualan.
Menyediakan fasilitas sehingga konsumen dapat membeli produk, dan mencakup pula
kegiatan seperti : periklanan, penjualan, penentuan harga, jalur distribusi,
dan promosi.
5)
Pelayanan. Menyediakan pelayanan untuk
memelihara dalam hal ini nilai dari produk yang mencakup : instalasi,
pelatihan, penyediaan suku cadang, perbaikan dan pemeliharaan.
Fungsi penunjang
merupakan aktivitas pendukung perusahaan yang meliputi :
1)
Pengadaan. Merupakan fungsi dari bagian
pengadaan, yang mencakup semua prosedur pembelian dengan pemasok, yang
melibatkan antar perusahaan.
2)
Pengembangan
Teknologi. Tidak
hanya pengembangan teknologi dalam hal mesin dan proses saja tetapi juga
pengetahuan / keahlian, prosedur dan sistem.
3)
Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Termasuk didalamnya semua aktivitas perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan
penilaian karyawan.
4)
Infrastruktur
Perusahaan. Meliputi
manajemen secara umum, perencanaan dan keuangan, pengendalian kualitas, dan
sistem informasi. Infrastruktur perusahaan mendukung semua aktivitas rantai
nilai, yang dapat membantu perusahaan dalam mencapai keunggulan bersaing.
Komponen utama untuk mencapai
keunggulan bersaing adalah kompetensi inti perusahaan yang mengandalkan asset
atau skill. Prahalad menggambarkan kompetensi inti sebagai
akar pendukung sebuah pohon, dahannya adalah produk inti dan rantainya adalah
bisnis. Dengan kompetensi inti yang merepresentasikan kesatuan asset dan
teknologi, perusahaan akan mampu membentuk nilai optimal bagi konsumen maupun
perusahaan, memposisikan diri secara khas atas pesaing, kemampuan memperluas
pasar, dan antisipasi proaktif terhadap perusahaan.
Langkah 1: Identifikasi faktor-faktor
Strategik Intern
Apa saja faktor-faktor strategik
itu, dimana dan dari mana berasal, mana yang perlu dievaluasi secara teliti,
karena merupakan kekuatan dan kelemahan dan sebagai landasan bagi strategi yang
akan dating.
Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan
potensial itu menurut Robinson(1997:238-230), mencakup:
ü Pemasaran
ü Keuangan dan Akunting
ü Produksi, Operasi dan Teknik
ü Personalia
ü Manajemen Mutu
ü Sistem Informasi
ü Organisasi dan Manajemen Umum
ü Layanan
ü Pengembangan Teknologi
ü Manajemen Sumberdaya Manusia
ü Logistik kedalam
Langkah 2-3 : Evaluasi Faktor-faktor
Strategik Intern
1) Membandingkan kinerja dengan masa
lalu
2) Perubahan dalam tahap-tahap evolusi
organisaisi/perusahaan
3) Perbandingan dengan pesaing
4) Perbandingan dengan fakgtor-faktor
kunci sukses dalam industri
C. RANTAI NILAI ( VALUE CHAIN )
Rantai Nilai (value
chain) menggambarkan keseluruhan aktivitas yang dibutuhkan untuk
menghasilkan barang atau jasa, mulai dari proses perancangan, input bahan
mentah, proses produksi sampai dengan distribusi ke konsumen akhir serta
pelayanan setelah pemasaran.
Porter menjelaskan, analisis value
chain merupakan alat analisis strategik yang digunakan untuk
memahami secara lebih baik terhadap keunggulan perusahaan, untuk
mengidentifikasi dimana value pelanggan dapat ditingkatkan atau penurunan
biaya, dan untuk memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan
pemasok/supplier, pelanggan, dan perusahaan lain.
Rantai nilai
mengidentifikasikan dan menghubungkan berbagai aktivitas strategik perusahaan.
Sifat rantai nilai tergantung pada sifat industri dan berbeda-beda untuk perusahaan
manufaktur, perusahaan jasa dan organisasi yang tidak berorientasi pada laba.
(Porter, 1980 dalam Pawarrangan, 2012).
D. ANALISIS RANTAI NILAI ( VALUE CHAIN
)
Value Chain Analysis adalah proses di mana sebuah
perusahaan mengidentifikasi kegiatan utama dan bantuan yang menambah nilai
produk, kemudian menganalisisnya untuk mengurangi biaya atau meningkatkan
diferensiasi. Value Chain Analysis merupakan
strategi yang digunakan untuk mengalisis kegiatan internal perusahaan. Dengan
kata lain, dengan melihat ke dalam kegiatan internal, analisis itu mengungkap
di mana keunggulan kompetitif suatu perusahaan atau kekurangannya. Perusahaan
yang bersaing melalui keunggulan diferensiasi akan mencoba untuk melakukan
kegiatan yang lebih baik dari yang akan dilakukan pesaing. Jika bersaing
melalui keunggulan biaya, ia akan mencoba untuk melakukan kegiatan internal
dengan biaya lebih rendah dari pesaing. Ketika sebuah perusahaan mampu
memproduksi barang dengan biaya yang lebih rendah dari harga pasar atau untuk
memberikan produk-produk unggulan, ia memperoleh keuntungan.
Penentuan di bagian mana perusahaan berada dari seluruh rantai nilai
merupakan analisis strategik, yaitu dimana perusahaan dapat memberikan nilai
terbaik untuk pelanggan utama dengan biaya serendah mungkin. Oleh karena itu
setiap perusahaan mengembangkan sendiri satu atau lebih dari bagian-bagian
dalam rantai nilai, berdasarkan analisis strategik terhadap keunggulannya
(Widarsono, 2011).
Analisis Value Chain memandang
perusahaan sebagai salah satu bagian dari rantai nilai produk. Rantai nilai
produk merupakan aktifitas yang berawal dari bahan mentah sampai dengan
penanganan purna jual. Rantai nilai ini mencakup aktivitas yang terjadi
karena hubungan dengan pemasok (Supplier Linkages),
dan hubungan dengan konsumen (Consumer Linkages).
Aktivitas ini merupakan kegiatan yang terpisah tapi sangat tergantung satu
dengan yang lain. (Porter, 2001 dalam Wibowo, 2014).
Analisis Value Chain membantu manajer untuk memahami posisi perusahaan
pada rantai nilai produk untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Pendekatan
Analisis Value Chain dan Value Coalitions merupakan pendekatan terbaik dalam
membangun nilai perusahaan kearah yang lebih baik.
Analisis Value Chain dan Value Coalitions lebih sering berhubungan dengan
aktivitas luar perusahaan (Weiler, 2004 dalam Wibowo, 2014). Konsep-konsep yang
mendasari analisis tersebut adalah setiap perusahaan menempati bagian tertentu
atau beberapa bagian dari keseluruhan rantai nilai.
Rantai nilai menyediakan sarana untuk menganalisis kegiatan yang
dilakukan oleh sebuah organisasi. Rantai Nilai mengidentifikasi bidang utama
aktivitas primer dan pendukung yang akan diminta untuk memberikan nilai kepada
pelanggan organisasi dan berpotensi membedakan organisasi dari pesaingnya. Kita
dapat menggunakan konsep rantai nilai untuk mengembangkan peta proses tingkat
tinggi dalam organisasi.
Gambar Skema Rantai Nilai
Aktivitas-aktivitas
tersebut dibagi dalam 2 jenis, yaitu:
1.
Primary activities:
ü Inbound
logistics: aktivitas yang berhubungan dengan penanganan material sebelum
digunakan.
ü Operations:
akivitas yang berhubungan dengan pengolahan input menjadi output.
ü Outbound
logistics: aktivitas yang dilakukan untuk menyampaikan produk ke tangan
konsumen.
ü Marketing
and sales: aktivitas yang berhubungan dengan pengarahan konsumen agar
tertarik untuk membeli produk. e. Service: aktivitas yang mempertahankan atau
meningkatkan nilai dari produk.
2.
Supported activities
ü
Firm Infrastructure: terdiri dari
departemen-departemen atau fungsi-fungsi (akuntansi, keuangan, perencanaan, dan
sebagainya) yang melayani kebutuhan organisasi dan mengikat bagian-bagiannya
menjadi sebuah kesatuan.
ü
Human Resources Management: Pengaturan
sumber daya manusia mulai dari perekrutan, kompensasi, sampai pemberhentian.
ü
Technology Development: pengembangan
peralatan, software, hardware, prosedur, didalam transformasi produk dari input
menjadi output.
ü
Procurement: berkaitan dengan proses
perolehan input/sumber daya.
Gambar Aktivitas Rantai Nilai untuk Perusahaan Manufaktur. Sumber:Debra Paul, dan James Cadle (2014)
Bila menggunakan rantai nilai, hal yang paling mudah untuk memulai adalah
dengan operasi yang merupakan kegiatan inti dari rantai nilai ini. Dalam contoh
di atas digambarkan perusahaan manufaktur dan kegiatan utama dari rantai nilai
ini adalah ‘Membuat produk’. Namun, hal tersebut hanya dapat dilakukan jika
perusahaan manufaktur tersebut bisa mendapatkan bahan baku yang merupakan
kegiatan logistik masuk. Kegiatan logistik keluar menyangkut pengiriman ke
konsumen akhir. Dalam pemasaran dan penjualan, perusahaan perlu mempromosikan
produk dan menerima pesanan. Akhirnya, aktivitas melayani konsumen atau servis
melibatkan memberikan masukan kepada pelanggan mungkin dengan menjawab
pertanyaan dan menangani keluhan. Berikut adalah langkah – langkah yang harus
dilalui oleh perusahaan untuk mendapatkan Keuntungan (Cost Advantages) :
1) Mengidentifikasi kegiatan utama dan
dukungan perusahaan. Semua kegiatan (menerima dan menyimpan bahan-bahan untuk
pemasaran, penjualan dan dukungan purna jual) yang dilakukan untuk menghasilkan
barang atau jasa harus diidentifikasi secara jelas dan terpisah satu sama lain.
Ini membutuhkan pengetahuan yang memadai tentang operasi perusahaan karena
kegiatan rantai nilai tidak diatur dalam cara yang sama seperti perusahaan itu
sendiri.
2) Menetapkan kepentingan relatif dari
setiap kegiatan dalam total biaya produk. Total biaya produksi suatu produk
atau jasa harus dipecah dan ditugaskan untuk setiap kegiatan.
3) Mengidentifikasi biaya -biaya untuk
setiap kegiatan.
4) Mengidentifikasi hubungan antara
kegiatan. Pengurangan biaya dalam satu kegiatan dapat menyebabkan pengurangan
biaya lebih lanjut dalam kegiatan berikutnya. Misalnya, lebih sedikit komponen
dalam desain produk dapat menyebabkan bagian yang rusak kurang dan biaya jasa
lebih rendah.
5) Mengidentifikasi peluang untuk
mengurangi biaya.
Berikut langkah jika Value Chain Analysis yang dilakukan oleh
perusahaan dengan mengandalkan diferensiasi produk/jasa. Hal ini dikarenakan
fitur yang lebih banyak dan pelanggan lebih puas dengan produk/jasa yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan mereka sehingga tingkat peminat lebih tinggi :
1) Mengidentifikasi kegiatan penciptaan
nilai pelanggan. Setelah mengidentifikasi semua kegiatan, manajer harus fokus
pada kegiatan-kegiatan yang paling berkontribusi untuk menciptakan nilai
pelanggan.
2) Mengevaluasi strategi diferensiasi
untuk meningkatkan nilai pelanggan. Manajer dapat menggunakan strategi berikut
untuk meningkatkan diferensiasi produk dan nilai pelanggan :
ü Menambahkan fitur produk yang lebih
ü Fokus pada layanan pelanggan dan
responsive
ü Meningkatkan kustomisasi
ü Menawarkan produk komplementer.
3) Mengidentifikasi diferensiasi
terbaik yang berkelanjutan. Biasanya, keunggulan diferensiasi dan nilai
pelanggan akan menjadi hasil dari banyak kegiatan yang saling terkait dan
strategi yang digunakan. Kombinasi terbaik dari mereka harus digunakan untuk
mengejar keuntungan diferensiasi yang berkelanjutan.
Daftar
Pustaka
David, F. (2008). Strategic management (12th ed.).
Prentice Hall.
Anonim 1, 2013, http://mastnie.blogspot.co.id/2013/05/analisis-lingkungan-analisis-lingkungan.html
JUMAT 6 APRIL 2018 JAM 11.20
Purnama Wardi, 2014, http://purnamaward.blogspot.co.id/2014/03/lingkungan-internal-dan-analisis.html
JUMAT 6 APRIL 2018 JAM 11.53
Anonim 2, https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-analisis-rantai-nilai-atau-value-chain-analysis/14553/2 JUMAT 6 APRIL 2018 JAM 11.40
Anonim 3, https://www.strategicmanagementinsight.com/tools/value-chain-analysis.html
JUMAT 6 APRIL 2018 JAM 11.44
Tidak ada komentar:
Posting Komentar